Page 509 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 509
belaka! Kenyataannya kelak akan terbukti bahwa biarpun An Lu Shan behasil
merampas tahta kerajaan,.namun dia tidak dapat lama menikmati hasil
pembunuhan besar-besaran dalam perang pemberontakan itu,
karena tidak lama kemudian dia dan puteranya berturut-
turut dibunuh oleh kaki tangannya sendiri! Orang memang selalu lupa akan
kenyataan hidup bahwa yang baru lambat laun akan menjadi lama juga, yang
muda akan menjadi tua pula. Manusia selalu dibuai oleh khayal, selalu
dipermainkan oleh pikirannya sendiri yang menjangkau jauh ke masa depan,
menjangkau segala sesuatu yang tidak ada atau yang belum dimilikinya. Manusia
tidak mau melihat apa adanya, tidak mau memperdulikan "yang begini"
melainkan selalu mengarahkan pandang matanya kepada "yang begitu" yaitu
sesuatu yang belum ada, yang menimbulkan keinginan hatinya untuk
memperolehnya. Manusia lupa bahwa "yang begitu" tadi, artinya belum
diperolehnya, kalau sudah diperoleh dan berada di tangannya akan menjadi "yang
begini" pula dan mata akan tidak mempedulikan lagi karena sudah memandang
pula kepada "yang begitu", ialah hal lain yang belum dimilikinya. Betapa akan
berada jauh keadaan hidup apabila kita menunjukan pandang mata kita kepada
"yang begini", kepada apa adanya, mempelajari, mengertinya sehingga terjadilah
perubahan karena dengan mengerti kebiasaan yang buruk, mengerti dengan
sedalam-dalamnya, otomatis kebiasaan itu pun terhentilah. Dengan mengerti
sedalamnya akan keadaan sekarang, saat ini, apa adanya setiap detik, benda
apapun juga, di manapun juga, mengandung keindahan murni yang tidak dapat
diperoleh keinginan. Lenyaplah batas yang memisahkan indah dan buruk, senang
dan susah, utung dan rugi, aku dan engkau, dan kalau sudah begini, baru kita tahu
apa artinya cinta kasih, apa artinya kebenaran, kemurnian, kesucian dan apa
artinya sebutan Tuhan yang biasanya hanya menjadi kembang bibir belaka. Kita
tinggalkan dulu Liu Bwee dan Ouw Sian Kok yang ikut pergi bersama kakek
nelayan sakti yang bukan lain adalah kakek dari Han Ti Ong, bekas Raja Pulau
508