Page 520 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 520

tetapi di dalam melakukan sesuatu untuk orang, terutama untukmu, juga terdapat

               kenikmatan besar."


               "Engkau  menjadi  seperti  seekor  burung  yang  terikat  kakimu  dengan  kakiku,

               Suheng."

               "Tidak,  tidak  begitu!  Kita  seperti  dua  ekor  burung  bebas  yang  melakukan

               penerbangan  bersama!"."Untuk  selamanya,  Suheng?"  Kembali  Sin  Liong

               termangu-mangu. "Aihh, tentu saja tidak. Engkau harus


               menikah,  dan  aku  akan  menjadi  wakil  orang  tuamu,  aku  yang  akan meneliti,

               memilihkan calon suami, sampai engkau berhasil menjadi isteri seorang laki-laki

               yang  patut  menjadi  suamimu."  "Tidak  sudi!!"  Tiba-tiba  Swat  Hong  bangkit

               berdiri,  menjauh  dan  membelakangi  Sin  Liong.  Tak  terasa  lagi  rumput  di

               mulutnya sudah dikunyah-kunyah!


               Sin  Liong  terbelalak  memandang  tubuh  belakang  sumoinya.  Dia  benar-benar

               terkejut  dan  heran  sekali  mengapa  sumoinya  memdadak  marah  seperti  itu,

               padahal dia bicara dengan setulus hatinya, menyatakan keinginannya yang baik

               terhadap  sumoinya  yang  akan  dibelanya  itu.  "Sumoi....!"  dia  memanggil  dan

               gadis  itu  membalikan  tubuh.  Untuk  kedua  kalinya  Sin  Liong  terbelalak.

               Sumoinya  itu,  biarpun  tidak  sesenggukan,  telah  menangis.  Sepasang  pipinya

               basah  air  mata  dan  masih  ada  butiran  air  mata  yang  bergerak  menurun  dari

               pelupuk matanya.

               "Suheng, engkau....engkau kejam....!" dan sekarang Swat Hong menangis betul-

               betul,  sesenggukan  dan  menjatuhkan  dirinya  ke  atas  rumput,  menutupi  muka

               dengan  kedua  tangan,  membiarkan  air  matanya  membanjir  keluar  dari  celah-

               celah jari tangannya.


               Sin Liong mengerutkan alisnya, lalu menggeleng kepala. "Kejam....?" Dia seperti

               hendak  bertanya  kepada  bayangan  sendiri,  mengapa  dia  yang  akan  membela

               gadis  itu  bahkan  dimaki  kejam.  Swat  Hong  memeras  air  matanya,  mengapus

               muka  dengan  saputangan,  kemudian  mengangkat  mukanya  memandang.


                                                           519
   515   516   517   518   519   520   521   522   523   524   525