Page 167 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 167

Hal  tersebut  ia  sampaikan  setelah  mendapatkan  kabar  dari  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,
              Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri Yansyah.
              Pandapotan mengatakan, kenaikan UMP 5,1 persen tersebut belum final. Selain itu, sampai saat
              ini juga masih belum ada kepastian hukum ihwal revisi UMP yang dilakukan Anies.

              "Saya kemarin itu telepon (Kepala) Dinas Tenaga Kerja, malah akan ada revisi (UMP) lagi," ujar
              Pandapotan saat ditemui dalam acara laporan satu tahun Fraksi PDI-P di M Bloc, Jakarta Selatan,
              Selasa (21/12/2021).

              CNNIndonesia.com  telah  menghubungi  Kepala  Disnakertrans  DKI  Andri  Yansyah  untuk
              mengkonfirmasi pernyataan Pandapotan namun yang bersangkutan belum merespons.

              Menurut Pandapotan langkah Anies yang tiba-tiba merevisi UMP hanya memicu kegaduhan di
              tengah masyarakat. Kebijakan itu pun disebutnya tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
              "Jadi  saya  pikir  Anies  ini  mau  menciptakan  kegaduhan  terhadap  rakyatnya.  Kenapa  begitu,
              karena itu akan menciptakan suasana tidak kondusif antara pengusaha dengan buruh," ujarnya.

              Ia  menilai  kenaikan  UMP  yang  ditetapkan  secara  sepihak  oleh  Anies  belum  tentu  dapat
              disanggupi  oleh  seluruh  pengusaha  di  Jakarta.  Alasannya,  tidak  semua  pengusaha  punya
              kemampuan finansial yang baik.

              "Oke  mungkin  pengusaha  mampu  dan  mapan  bisa  mengikuti  revisi,  tapi  bagaimana  dengan
              pengusaha yang tidak mampu? Kan dasar pergub ini kan buat semua tenaga kerja," ujarnya.

              Lebih lanjut, Pandapotan menyatakan Komisi B DPRPD DKI akan akan segera memanggil para
              pihak  terkait  termasuk  Disnakertrans  DKI  untuk  menjelaskan  revisi  UMP  yang  menimbulkan
              kegaduhan tersebut Pemanggilan dilakukan agar kepercayaan antara buruh dan pengusaha bisa
              kembali terjalin dengan baik. Sekaligus untuk menanyakan kepastian hukum terkait revisi UMP.

              "Jadi nanti kami Komisi B bakal panggil lagi untuk tanya dasar revisinya," kata dia.
              Gubernur Anies sebelumnya merevisi kenaikan UMP DKI 2022 menjadi 5,1 persen atau setara
              Rp225  ribu.  Sebelumnya,  Anies  menetapkan  kenaikan  UMP  2022  hanya  sebesar  Rp37  ribu.
              Dengan revisi itu UMP DKI Jakarta berada di posisi Rp4,64 juta.

              Dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12), Anies menyebut keputusan ini mempertimbangkan
              sentimen positif dari sejumlah kajian.

              Salah  satunya,  yakni  kajian  Bank  Indonesia  (BI)  yang  menyatakan  proyeksi  pertumbuhan
              ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen.

              Keputusan Anies kemudian diprotes oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta.
              Mereka menyatakan akan menggugat Anies ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
              Menurut Wakil Ketua DPP Apindo Jakarta Nurjaman, hal itu dilakukan karena kebijakan Anies
              berpotensi menyalahi aturan, dalam hal ini Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021
              tentang Pengupahan.

              "Kalau  terjadi  Pak  Gubernur  melakukan  upaya perubahan  atas Peraturan  Gubernur  (Pergub)
              sebelumnya,  maka  kami  akan  melakukan  upaya  hukum,  termasuk  gugat  ke  PTUN,"  ungkap
              Nurjaman saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (18/12).





                                                           166
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172