Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 185

JANJI MELIBATKAN PUBLIK DI ATURAN TURUNAN UU CIPTAKER

              Gelombang penolakan terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja masih terjadi hingga hari ini. Di
              Jakarta  massa  yang  tergabung  dalam  Persaudaraan  pekerja  muslim  Indonesia  (PPMI)  dan
              Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI) memulai aksi sejak pukul 13. 00 WIB.
              Mereka berharap pemerintah mencabut UU Cipta Kerja atau UU Ciptaker.

              "Hari ini kami kembali turun ke jalan, dengan harapan pemerintah dan DPR RI bisa membatalkan
              UU Ciptaker," ujar koordinator dari mobil komando, Rabu (14/10).

              Dalam  aksinya,  mereka  masih  memprotes  UU  yang  disahkan  secara  diam-diam  oleh  DPR.
              Padahal, sebagai wakil rakyat, katanya, harus ada koordinasi dalam aturan yang disebut bisa
              menguntungkan ekonomi itu.

              "Justru UU ini menyengsarakan, tidak hanya buruh. Tapi seluruh lapisan masyarakat," Tambah
              dia.

              Uniknya massa FSPASI membawa tiga bebek untuk menunjukkan rasa penolakannya terhadap
              UU Ciptaker. "Kenapa kami membawa tiga bebek, sebenarnya kami ingin membawa kurang lebih
              13 bebek, hanya kondisi yang tidak memungkinkan maka dari tiga tersebut mewakili dari 13 poin
              yang sedemikian merugikan kaum buruh," kata koordinator lapangan aksi, Nurdin.

              Bebek  itu  memberikan  gambaran  Presiden  Joko  Widodo  (Jokowi)  yang  lebih  mementingkan
              mengunjungi bebek ke Kalimantan Tengah daripada menemui masyarakat yang beramai-ramai
              datang ke Istana Merdeka.

              Hari  ini  juga  Menteri  Koordinator  Bidang  Politik,  Hukum,  dan  Keamanan  (Menko  Polhukam)
              Mahfud  MD,  menerima  rombongan  pimpinan  serikat  pekerja  Jawa  Timur.  Para  buruh
              menyampaikan kepada Mahfud, hak keperdataan mereka dirampas oleh UU Ciptaker.
              "Kami merasa hak keperdataan kami dirampas, karena soal pesangon misalnya, kesepakatan
              kami dengan perusahaan sudah jelas dan adil, kenapa mesti diubah lagi dengan UU itu. Kami
              merasa hak keperdataan kami dirampas," ujar Jazuli dari KSPI Jawa Timur saat pertemuan di
              Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.

              Sekitar 25 perwakilan buruh yang hadir antara lain dari KSPSI Jatim, SBSI, KSPI, SPM, KSBSI,
              Buruh Sidoarjo, dan lain-lain perwakilan buruh di Jawa Timur. Mereka datang dengan didampingi
              Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk berdialog dengan Mahfud terkait UU Ciptaker yang
              baru disahkan oleh DPR.

              Menanggapi  berbagai  masukan  dari  para  perwakilan  pekerja  di  Jawa  Timur  itu,  Mahfud
              mengatakan, gagasan awal pembentukan UU Ciptaker adalah untuk memudahkan perizinan agar
              praktik korupsi dan pungutan liar menurun. Tujuan utama lainnya adalah agar kesempatan kerja
              terbuka untuk menampung angkatan kerja baru dan para pengangguran yang totalnya saat ini
              mencapai sekitar 13,5 juta orang.

              Meski begitu, masukan dari para perwakilan buruh ini Mahfud sebut bisa menjadi masukan dalam
              persiapan  penyusunan  rancangan  peraturan  pemerintah  (PP).  Terkait  angka-angka  besaran
              pesangon, Mahfud mengatakan, dia akan menyampaikannya ke Menteri Tenaga Kerja sebagai
              masukan.

              Mahfud menerangkan, terkait pelibatan dan aspirasi dari serikat pekerja dalam penyusunan RUU
              Ciptaker, pimpinan serikat pekerja sudah berdialog dan berdiskusi dengan pemerintah. Di kantor
              Kemenko Polhukam misalnya, sebagian besar pimpinan serikat pekerja sudah bertemu sebanyak
              tiga kali, dan 63 kali dengan instansi-instansi pemerintah lain yang terkait.


                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190