Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 34

Jadi UMSK tidak lagi diputuskan di tingkat daerah dan tidak semua industri mendapatkan UMSK,
              agar ada fairness.
              Sedangkan perundingan nilai UMSK dilakukan oleh asosiasi jenis industri dengan serikat pekerja
              sektoral industri di tingkat nasional. Di mana keputusan penetapan tersebut hanya berlaku di
              beberapa daerah saja dan jenis sektor industri tertentu saja sesuai kemampuan sektor industri
              tersebut.

              "Jadi tidak harus sama rata sama rasa, karena faktanya setiap industri berbeda kemampuannya.
              Karena itu masih dibutuhkan UMSK," ujar Said Iqbal.

              Kedua  , Said Iqbal menambahkan buruh menolak pengurangan nilai pesangon dari 32 bulan
              upah  menjadi  25  bulan.  Di  mana  19  bulan  dibayar  pengusaha  dan  6  bulan  dibayar  BPJS
              Ketenagakerjaan.Ketiga  , mengenai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dimana disebut
              Said  Iqbal  kontrak  seumur  hidup  yang  tidak  ada  batas  waktu  kontrak.  Buruh  disebut  Said
              menolak PKWT seumur hidup.
              Keempat  , yaitu Outsourcing dimana disebut Said Iqbal tanpa adanya batas jenis pekerjaan
              yang  boleh  di  outsourcing.  Padahal  sebelumnya,  outsourcing  dibatasi  hanya  untuk  5  jenis
              pekerjaan.  Menurut  Said  Iqbal,  karyawan  kontrak  dan  outsourcing  seumur  hidup  menjadi
              masalah serius bagi buruh.
              "Sekarang saja jumlah karyawan kontrak dan outsourcing berkisar 70 % sampai 80 % dari total
              buruh yang bekerja di sektor formal. Dengan disahkannya omnibus law, apakah mau dibikin 5%
              hingga 15% saja jumlah karyawan tetap? No job security untuk buruh Indonesia, apa ini tujuan
              investasi?," tegas Said Iqbal.Said Iqbal mempertanyakan, siapa nantinya yang akan membayar
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) untuk karyawan kontrak dan outsourcing.

              Kelima  , buruh menolak jam kerja yang eksploitatif.

              Keenam  , menolak hak cuti hilang dan hak upah atas cuti hilang. Dijelaskannya cuti haid dan
              melahirkan  bagi  pekerja  perempuan  hilang,  karena  hak  upahnya  atas  cuti  tersebut  hilang.
              Kemudian cuti panjang dan hak cuti panjang juga disampaikan hilang.

              "Yang hilang saat cuti haid dan hamil, upah buruhnya tidak dibayar, no work no pay. Akibatnya
              buruh  perempuan  tidak  akan  mengambil  hak  cuti  haid  dan  hamilnya  karena  takut  dipotong
              upahnya  pada  saat  mengambil  cuti  tersebut.  Dengan  kata  lain,  otomatis  peraturan  baru  di
              Omnibus law tentang cuti haid dan hamil hilang," imbuhnya.

              Aturan tersebut dinilai bertentangan dengan konvensi International Labour Organization (ILO)
              yang mengatur bahwa buruh yang mengambil hak cuti maka harus dibayarkan upahnya."Dalam
              peraturan yang lama di UU No 13/2003 dikatakan buruh yang menggunakan cuti haid, hamil,
              dan cuti lainnya dibayar upahnya," kata Said Iqbal.

              Ketujuh  , alasan buruh menolak RUU Cipta Kerja ialah Karena karyawan kontrak dan outsourcing
              seumur hidup, maka jaminan pensiun dan kesehatan bagi mereka hilang.

              "Dari tujuh isu hasil kesepakatan tersebut, buruh menolak keras. Karena itulah, sebanyak 2 juta
              buruh  sudah  terkonfirmasi  akan  melakukan  mogok  nasional  yang  berlokasi  di  lingkungan
              perusahaan masing-masing," tegas Said Iqbal.







                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39