Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 98

Menurut Said melalui siaran  pers  yang diterima  Tagar  , Minggu, 23 Agustus 2020, pemberian
              stimulus untuk mengurangi dampak penyebaran  virus corona  atau Covid-19 (C-19) terhadap
              perekonomian dengan menyetop iuran BPJS Ketenagakerjaan mengada-ada dan tidak tepat.

              Dia  berpandangan,  saat  ini  untuk  iuran  jaminan  kecelakaan  kerja  sebesar  0,54  persen  dan
              jaminan kematian sebesar 0,3 persen dari upah pekerja, ditanggung atau dibayar sepenuhnya
              oleh pemberi kerja atau pengusaha.

              Selain itu, iuran jaminan hari tua dibayarkan oleh pemberi kerja sebesar 3,7 persen dan dari
              pekerja 2 persen. Sedangkan untuk jaminan pensiun, 2 persen dibayarkan pemberi kerja dan 1
              persen dari gaji pekerja.

              "Jadi setiap bulan pengusaha wajib membayar jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
              jaminan  hari  tua,  dan  jaminan  pensiun  ke  BPJS  Ketenagakerjaan  sebesar  6,54%  dari  upah
              pekerja," kata Said.

              Dia  menjelaskan,  berdasarkan  Undang-undang  (UU)  Nomor  40  Tahun  2004  tentang  Sistem
              Jaminan Sosial Nasional (SJSN), manfaat yang didapat dari program jaminan sosial sebagaimana
              tersebut di atas, sepenuhnya dikembalikan kepada buruh.

              Kalau  iuran  dihentikan,  kata  dia,  buruh  akan  dirugikan  karena  hal  itu  dapat  mengurangi
              akumulasi dari jaminan hari tua dan jaminan pensiun yang mereka dapatkan.

              "Dengan  di  stop-nya  iuran  BPJS  Ketenagakerjaan,  maka  yang  akan  diuntungkan  adalah
              pengusaha. Karena mereka tidak membayar iuran. Sementara itu buruh dirugikan, karena nilai
              jaminan hari tua dan jaminan pensiun tidak bertambah selama iuran dihentikan," ujarnya.

              Selanjutnya  Said  mempertanyakan,  apakah  iuran  jaminan  hari  tua  sebesar  5,7  persen  dan
              pensiun sebesar 3 persen akan dibayar oleh pengusaha atau tidak.
              Dia berpandangan, kalau iuran dihentikan sementara, maka tabungan buruh untuk jaminan hari
              tua dan pensiun tidak ada peningkatan.

              "Karena itu, KSPI secara tegas menolak rencana ini," kata dia.

              Pria yang juga menjabat sebagai Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan
              Pengurus Pusat (Governing Body) ILO ini menambahkan, di seluruh dunia tidak ada peningkatan
              stimulus ekonomi dengan menghentikan iuran jaminan sosial.

              "Justru  yang  harus  dilakukan  pemerintahan  jika  terjadi  krisis  adalah  dengan  meningkatkan
              manfaat atau benefit dari jaminan sosial dengan jumlah iuran yang tetap, bukan menurunkan
              nilai iuran yang nyata-nyata hanya menguntungkan pengusaha," ucap Said Iqbal.[].






















                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103