Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 136

Nah itu juga. Memang denda dinaikkan apabila mengganggu fungsi pers. Tapi di
               bawahnya tiba-tiba ada tambahan soal perusahaan pers yang melanggar akan
               dikenai sanksi administratif. Oh arahnya mau ke sana.

               He-he .

               Banyak pasal aneh ya? Itu yang saya bilang. Bus ini tiba-tiba kok kelebihan
               penumpang. Banyak penumpang yang tidak sesuai size- nya.

               Cara paling aman itu DPR harus kembalikan dulu draf itu ke pemerintah. Jangan
               pemerintah cuci piring di DPR.

               "Penumpang gelap"? Ha-ha . Ada yang bilang begitu sih. Bagi saya, gelap atau
               terang bisa dilihat setelah jadi.

               Anda percaya omnibus law ini jurus sakti untuk ekonomi Indonesia? Ya lihat saja
               nanti. Saya telah pelajari sejarahnya. Pertama kali itu dilakukan Amerika yang
               berkaitan dengan penegakan hukum. Ini kan semacam self-correction dari suatu
               negara.

               Indonesia kemudian membuatnya. Awalnya ada 70 undang-undang direvisi, yang
               kemudian disebut dengan Cipta Lapangan Kerja (Cilaka). Lalu sebutan itu diubah
               menjadi Ciptaker.

               Ada sebelas klaster, tapi tiba-tiba ada pajak masuk dan juga yang lain.

               Yang jadi pertanyaan, kok spirit yang dibangun bukan spirit konsolidasi, tapi malah
               memecah belah.

               Pengusaha berantem dengan buruh, pengusaha diadu dengan aktivis lingkungan,
               pengusaha diadu dengan pers. Saya kira tidak baik ya cara kayak begitu.

               Apakah efektif ketika omnibus law menyederhanakan perizinan di daerah yang
               dianggap kerap tumpang tindih? Pertanyaannya, apa betul sampai menghapus
               semua izin itu? Ini kan problem bernegara. Negara ini punya sistem desentralisasi,
               tapi kayak mau ditarik semua ke pusat.

               Data maladministrasi dalam pelayanan perizinan di Ombudsman bagaimana? Ya
               kelemahan perizinan itu rata-rata soal pengawasan. Itu yang dikeluhkan.
               Pengawasan itu kan bagian dari supervisi.

               Harusnya diserahkan saja dulu ke daerah, kasih waktu. Kalau tidak selesai, baru
               diambil alih pusat.

               Instansi mana yang harusnya ambil alih? Yang ambil alih jangan Kemendagri lagi.
               Sudah kebanyakan urusan. Justru yang harus dikurangi itu adalah monopolinya



                                                      Page 135 of 185.
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141