Page 141 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 141

Title          KONTROVERSI RUU CIPTA KARYA
               Media Name     koran-jakarta.com
               Pub. Date      19 Februari 2020
               Page/URL       http://www.koran-jakarta.com/kontroversi-ruu-cipta-karya-2020-02-19-06 -32/
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative










               Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja telah diserahkan pemerintah kepada
               Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Selanjutnya, pimpinan DPR akan membawa draf
               RUU tersebut untuk dibahas dalam rapat paripurna. Setelah itu, akan dibawa ke
               Badan Musyawarah (Bamus) DPR kemudian diputuskan komisi yang akan
               membahas rancangan beleid tersebut dengan pemerintah.

               Namun, belum lagi proses pembahasan dimulai, sudah terkuak sejumlah pasal
               kontroversial di dalam RUU berjumlah 15 bab, 174 pasal itu. Pertama, terkait pasal
               yang merugikan para pekerja, dan pasal yang memberi wewenang kepada presiden
               untuk mengubah UU. Pada Pasal 89 nomor 20 terkait pengusaha dapat
               memberlakukan waktu kerja yang melebihi ketentuan atau lembur, disebutkan
               pengusaha dapat memberlakukan waktu kerja melebihi ketentuan untuk jenis
               pekerjaan atau usaha tertentu.

               Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis pekerjaan atau usaha tertentu, serta skema
               periode kerja diatur dengan peraturan pemerintah. Kemudian Pasal 89 nomor 22
               tentang waktu istirahat dan cuti, serta hari kerja. Pada pasal ini isinya pengusaha
               wajib memberi waktu istirahat kepada pekerja. Antara paling sedikit setengah jam
               setelah bekerja empat jam terus-menerus. Waktu istirahat tersebut tidak termasuk
               jam kerja. Lalu terdapat pula poin pengusaha wajib memberikan waktu istirahat
               mingguan satu hari untuk enam hari kerja.

               Selain itu, Pasal 89 nomor 24 terkait upah. Di dalamnya terdapat aturan gubernur
               menetapkan upah minimum sebagai jaring pengaman. Aturan tersebut tidak berlaku
               untuk industri kecil dan padat karya. Demikian pula pada nomor 30 menyebutkan,
               pengusaha meninjau upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan
               perusahaan dan produktivitas.

               Bukan itu saja, pada Pasal 42 terkait tenaga kerja asing, terdapat aturan tenaga
               kerja asing dapat dipekerjakan hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan dan
               waktu tertentu. Mereka memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan
               diduduki. Disebutkan, tenaga kerja asing bisa menduduki jabatan di luar yang
               mengurusi personalia.

               Pasal lain terkait sanksi monopoli dagang yang dihapus. Padahal, UU 5 Tahun 1999
               merupakan UU hasil perjuangan Reformasi 1998. Di dalam RUU Cipta Kerja hanya





                                                      Page 140 of 185.
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146