Page 567 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 567

BURUH TANGGAPI PENGUSAHA MAU GUGAT UMP: PAK ANIES JANGAN MUNDUR!

              Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi aturan upah minimum provinsi (UMP)
              menuai penolakan kalangan pengusaha. Keputusan mengubah kenaikan upah tersebut bakal
              digugat.

              Anies mengganti kebijakan kenaikan UMP yang semula hanya 0,85 persen atau setara Rp 37.749,
              menjadi 5,1 persen atau Rp 225.667. Dengan demikian, UMP DKI Jakarta di 2022 adalah sebesar
              Rp 4.641.854.

              Besaran upah tersebut dinilai pengusaha melanggar ketentuan Kementerian Ketenagakerjaan
              (Kemnaker). Namun di sisi lain, para buruh mendukung keputusan Anies.

              "Pak Anies jangan mundur dari keputusan revisi UMP-nya. Karena keberpihakan Pak Anies akan
              memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat luas," ujar Presiden Asosiasi Serikat
              Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat dalam keterangan resmi, Senin (20/12).

              Para pekerja juga berterima kasih lantaran besaran kenaikan tersebut dianggap lebih manusiawi.
              Menurut Mirah, kebijakan Anies ini semestinya segera dicontoh oleh gubernur provinsi lainnya.
              Mirah mengatakan, besaran kenaikan upah sebelumnya terlalu kecil bila dibandingkan dengan
              kenaikan kebutuhan pokok.

              "Bila dihitung per hari hanya Rp 1.258, bahkan tidak dapat untuk membeli seikat bayam yang
              harga seikatnya sudah Rp 4.000," tuturnya.
              Mirah  Sumirat  juga  menegaskan,  keputusan  Anies  Baswedan  wajib  didukung  karena  justru
              menjadi  pihak  yang  taat  pada  hukum  dan  memutuskan  berdasarkan  isi  Putusan  Mahkamah
              Konstitusi (MK), di mana MK menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja inkonstitusional secara
              bersyarat.
              "Keputusan  Mahkamah  Konstitusi  juga  sudah  sangat  jelas,  yang  menyatakan  untuk
              menangguhkan  segala  tindakan  kebijakan  yang bersifat  strategis  dan berdampak  luas,  serta
              tidak dibenarkan pula menerbitkan peraturan pelaksana baru yang berkaitan dengan Undang-
              Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja," pungkas Mirah Sumirat.

































                                                           566
   562   563   564   565   566   567   568   569   570   571   572