Page 385 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 385

Sebab, pemerintah dan DPR kerap kali mengklaim suatu undang-undang dibuat demi tujuan
              penguatan kebaikan, namun nyatanya sebaliknya. Hal ini, kata Enny, belum lama terjadi pada
              revisi UU KPK.

              "Publik ini kan sudah berkali-kali dibohongi," ujar Enny.

              "(Pemerintah dan DPR mengklaim) ini UU Cipta Kerja bukan untuk mempermudah PHK kok, ya
              kalau tekstualnya di UU itu berimplikasi kemudahan PHK ya itu yang akan terjadi," lanjut dia.

              Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengklaim omnibus law Undang-Undang Cipta
              Kerja yang baru disahkan dapat memperbaiki kehidupan jutaan pekerja di Indonesia.

              "Pemerintah  berkeyakinan  melalui  Undang-Undang  Cipta  Kerja  ini,  jutaan  pekerja  dapat
              memperbaiki kehidupannya dan juga penghidupan bagi keluarga mereka," kata Jokowi dalam
              konferensi pers virtual dari Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (9/10).
              Jokowi mengatakan, dalam UU Cipta Kerja banyak aturan yang menguntungkan para pekerja.
              Ia menyebut, UU itu mendapat penolakan karena disinformasi dan hoaks.

              Adapun UU Cipta Kerja disahkan melalui rapat paripurna DPR pada Senin (5/10) lalu.

              Namun  demikian,  DPR  mengklaim  bahwa  naskah  rancangan  undang-undang  ini  belum  final.
              Anggota  Badan  Legislasi  DPR  Firman  Soebagyo  menyatakan,  masih  ada  beberapa
              penyempurnaan redaksional yang dilakukan terhadap draf RUU Cipta Kerja.

              Atas kondisi ini, Firman pun merasa prihatin karena banyak orang yang terprovokasi dengan
              naskah yang redaksionalnya belum final dan sudah beredar di media sosial.

              "Artinya, bahwa memang draf ini dibahas tidak sekaligus final, itu masih ada proses-proses yang
              memang secara tahap bertahap ada penyempurnaan," kata Firman dalam keterangan tertulis,
              Kamis (8/10). (Kompas).






































                                                           384
   380   381   382   383   384   385   386   387   388   389   390