Page 400 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 400

muncul pertama kali pada 20 Februari 2020 hingga diketok pada 5 Oktober 2020 di Gedung
              Parlemen,  Jakarta,  Omnibus  Law  sudah  melalui  berbagai  tahapan  sesuai  aturan  pembuatan
              undang-undang. "Pemerintah ketika ingin meluncurkan Omnibus Law ini bahkan sudah ancang-
              ancang sejak pidato pelantikan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2019. Jadi ini merupakan
              keinginan  Presiden  Jokowi  yang  sudah  disampaikan  sejak  tahun  lalu,"  kata  Maman  dalam
              keterangannya,  Jumat  (9/10).  Dalam  proses  pembentukannya  sendiri,  ia  menilai  pemerintah
              sudah mengundang dan bertemu dan libatkan banyak pihak dari undang-undang ini. Khusus
              untuk  stakeholders  perburuhan, kata dia, Presiden Jokowi bahkan sudah dua kali bertemu
              dengan perwakilan pekerja atau buruh.

              Selain  itu,  Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  dikatakannya  juga  sudah  menggelar
              pertemuan dengan berbagai kalangan, termasuk buruh sebanyak tiga kali. Kemudian pertemuan
              lainnya juga dilakukan oleh Menko Polhukam Mahfud MD dengan perwakilan buruh sebanyak
              dua kali. Selanjutnya, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah disebutnya juga melakukan pertemuan
              untuk mendengarkan masukan dari buruh dan pekerja hingga kurang lebih 14 kali.

              Namun dalam pertemuan pertama, ia mengklaim perwakilan dari buruh seperti Said Iqbal dan
              Andi  Gani  Nena  Wea  memilih  untuk  walk  out.  "Jadi  adanya  anggapan    stakeholders    tidak
              dilibatkan dalam proses pembentukan dan pembahasan RUU Cipta Kerja, tidak benar," tambah
              Maman.

              Ia  menuturkan  pertemuan  dengan  buruh  lainnya  juga  dilakukan  oleh  Badan  Legislasi  DPR
              dengan perwakilan buruh secara formal sebanyak satu kali. Namun pertemuan informal yang
              dilakukan oleh masing-masing fraksi juga berlangsung beberapa kali. "Ini menunjukkan niat dan
              kesungguhan  pemerintah  dan  DPR  untuk  mendengarkan  suara  rakyat,  suara  buruh  lewat
              perwakilan  mereka.  Sehingga  DPR  juga  mempunyai  banyak  masukan  dari  pertemuan  itu,"
              ungkap Maman.

              Terpisah,  MK  berjanji  tak  akan  terpengaruh  oleh  kekuasaan  mana  pun  saat  uji  materi  atau
              judicial review  (JR) Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker) yang diajukan berbagai elemen
              masyarakat. Dalam mengambil keputusan saat uji materi nanti juga MK berjanji bakal berpikir
              jernih dan bersikap independen. "Insyaallah, MK enggak akan terkurangi kejernihan berpikirnya
              dengan peristiwa apa pun, apalagi menyangkut kebenaran dan keadilan berdasarkan UUD. Publik
              silakan ikut memantau proses penanganan perkara, mari ikut memastikan penanganan perkara
              berjalan sesuai koridor ketentuan peraturan perundang-undangan," kata Juru Bicara MK Fajar
              Laksono saat dikonfirmasi, kemarin.

              Fajar meminta kepada para pemohon uji materi untuk menjalankan prosedur permohonan uji
              materi.  Nantinya,  berkas  uji  materi  akan  diterima  dan  diverifikasi  terlebih  dahulu  oleh  MK.
              "Prosedurnya  dengan  hukum  acara  untuk  perkara  PUU  (pengujian  undang-undang)  seperti
              biasanya, diterima, diverifikasi, diregistrasi, disidangkan, kemudian diputus," ujar dia.

              Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengaku tak masalah jika ada pihak yang
              ingin melakukan uji materi UU Cipta Kerja ke MK. Menurut Azis, sebelumnya ada banyak produk
              DPR yang mengalami hal serupa. "Diuji materi di MK bukan hanya ini. Jadi tolong cek statistiknya,
              saya punya data yang diuji di MK, undang-undang produk DPR dan pemerintah itu cukup banyak.
              Jadi bukan hanya ini," kata Azis di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa
              (6/10).
              Tenaga  Ahli  Utama  KSP  Donny  Gahral  Adian  juga  menyarankan  pihak  yang  tidak  puas
              menggunakan  mekanisme  konstitusional.  "Kalau  ada  yang  merasa  tidak  puas,  ya  kan  ada
              mekanisme  konstitusional  yaitu  judicial  review  dan  pemerintah  siap  menghadapi  itu,"  kata
              Donny, Senin (5/10)..



                                                           399
   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405