Page 15 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 15

Strategi Perusahaan


        Tata Kelola Kebijakan (3 dari 5)



        Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
        5.  Tata Kelola Kebijakan: Pedoman (lanjutan):
               2.  Prinsip Penyusunan Pedoman:
                      1.  Kemudahan dan Kejelasan: Mudah dimengerti, dipahami, dan diterapkan, sehingga dapat memberikan
                          kejelasan pada pelaksana dan pengguna;
                      2.  Efektifitas dan Efisiensi: Perhitungan kontribusi terbesar dan pemilihan tahapan yang tepat menjadi
                          pertimbangan utama;
                      3.  Keselarasan: Terdapatnya kesesuaian dan keterikatan antar Peraturan Intern sehingga menciptakan
                          sinergi yang konstruktif terhadap perkembangan bisnis Perusahaan;
                      4.  Keterukuran: Output dari Pedoman yang distandarkan mengandung standar kualitas tertentu yang
                          dapat diukur pencapaian dan keberhasilannya;
                      5.  Dinamis: Pedoman yang distandarkan harus secara cepat dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
                          peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang dalam penyelenggaraan Aktivitas Perusahaan.
               3.  Tahap Penyusunan Pedoman:
                      1.  Maksud dan Tujuan: Merupakan jabaran serta batasan dari Pedoman dan menetapkan arah serta hasil
                          yang ingin dicapai;
                      2.  Strategi: Penyusunan Pedoman memuat strategi yang dirumuskan sesuai dengan prinsip- prinsip yang
                          ada pada Kebijakan Umum;
                      3.  Tahapan Proses: Rincian tahapan yang menggambarkan proses untuk menjabarkan strategi yang dapat
                          diimplementasikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan;
                      4.  Evaluasi & Perbaikan: Evaluasi dan perbaikan Pedoman dilakukan dengan menelaah Pedoman yang
                          bersangkutan secara periodik berdasarkan hasil monitoring yang bertujuan untuk mencari solusi dalam
                          rangka meningkatkan efektifitas dari implementasi yang telah dilaksanakan.
               4.  Pengendalian Internal:
                      1.  Peran dan tanggung jawab pihak terkait dalam Pedoman digambarkan secara rinci, sehingga
                          menghindari tumpang tindih pelaksanaan aktivitas;
                      2.  Pengawasan terhadap penerapan Pedoman dibuat secara sistematis dan terstruktur sehingga proses
                          penerapannya dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya;
                      3.  Aktivitas yang memastikan penerapan Pedoman berlangsung dengan baik menjadi bagian dalam
                          penyusunan Pedoman itu sendiri;
                      4.  Monitoring atas penerapan Pedoman dilakukan secara transparan, memiliki ukuran keberhasilan yang
                          jelas, berbasis indikator kinerja, dan dapat dipertanggungjawabkan.
               5.  Penyusun konsep Pedoman dilakukan oleh unit kerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing dan
                  berkoordinasi dengan unit kerja terkait lainnya.
               6.  Pedoman dapat disahkan melalui Rapat Direksi terlebih dahulu atau langsung disahkan dan ditandatangani oleh
                  salah satu Direksi atau SEVP sesuai dengan kewenangan yang berlaku berdasarkan struktur organisasi Perusahaan
                  dan diketahui oleh Direksi lainnya.
               7.  Setiap Pedoman dilakukan review oleh Unit Kerja terkait secara periodik sesuai dengan kebutuhan dan dinamika
                  aktivitas Perusahaan untuk menjaga dan memelihara efektivitas Pedoman. Perubahan Pedoman dilakukan oleh
                  Unit Kerja terkait yang berkoordinasi dengan Unit Kerja lainnya sesuai materi pokok Pedoman yang akan diubah.
        6.  Tata Kelola Kebijakan: Petunjuk Pelaksanaan:
               1.  Petunjuk Pelaksanaan memuat ketentuan mengenai langkah kerja untuk melakukan suatu kegiatan sesuai
                  dengan standar kualitas yang ditetapkan.
               2.  Prinsip Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan:
                      1.  Kemudahan dan Kejelasan: Mudah dimengerti dan dipahami, sehingga setiap langkah kerja yang
                          disusun mudah dilaksanakan oleh pelaksana;
                      2.  Sistematis: Terdiri dari urutan langkah kerja yang berhubungan secara logis, teratur, utuh dan terpadu
                          sehingga berhasil guna;
                      3.  Efektifitas dan Efisiensi: Langkah kerja disusun guna memberi manfaat terbaik dan dapat dilaksanakan
                          dengan tepat untuk aktivitas Perusahaan yang dituju;
                      4.  Keselarasan: Terdapatnya kesesuaian dan keterikatan dengan Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan
                          lainnya sehingga langkah kerja yang ada saling mendukung dan menguatkan;
                      5.  Fleksibilitas: Petunjuk Pelaksanaan disusun sesuai dengan kebutuhan maupun perubahan kebijakan
                          dan pedoman yang berlaku.



                                                      15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20