Page 199 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 199

Pendapatan Non Upah


        Benefit Jaminan Sosial, Kesehatan & Asuransi (1 dari 2)



        Latar Belakang:
        Dalam rangka menjamin pelaksanaan tugas Karyawan untuk mencapai tingkat produktifitas yang optimal, mensejahterakan
        Karyawan dan menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perusahaan menyelenggarakan Benefit Jaminan
        Sosial Ketenagakerjaan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Asuransi bagi Karyawan.

        Maksud dan Tujuan:
        Perlu adanya kebijakan yang mengatur mengenai pelaksanaan Benefit Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Karyawan PT PEGADAIAN
        (Persero), yang meliputi:
        1.  Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan;
        2.  Jaminan Pemeliharaan Kesehatan;
        3.  Kepesertaan Asuransi Sosial;
        4.  Program Asuransi Kesehatan Pasca Hubungan Kerja
        5.  Program Asuransi Lainnya

        Pernyataan Kebijakan:
        1.  Komponen Upah untuk perhitungan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) bagi Program Pensiun Manfaat Pasti dan Iuran
           Program Pensiun Iuran Pasti serta iuran program THT Taspen adalah Upah Pokok Pensiun (UPP).
        2.  Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan:
               1.  Perusahaan mengikutsertakan seluruh Karyawan Perusahaan dalam Program BPJS Ketenagakerjaan terdiri:
                      1.  Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK);
                      2.  Jaminan Kematian (JKM);
                      3.  Jaminan Hari Tua (JHT);
                      4.  Jaminan Pensiun (JP)
               2.  Kepesertaan Program BPJS Ketenagakerjaan diperuntukkan bagi Karyawan PKWTT dan PKWT.
               3.  Besarnya luran kepesertaan sesuai ketentuan BPJS Ketenagakerjaan, yaitu:
                      1.  luran Jaminan Kecelakaan Keija dibayarkan oleh Perusahaan sebesar 0,24% dari Upah Pokok dan
                          Tunjangan tetap setiap bulannya.
                      2.  luran Jaminan Kematian dibayarkan oleh Perusahaan sebesar 0,3% dari Upah Pokok dan Tunjangan
                          tetap setiap bulannya.
                      3.  luran Jaminan Hari Tua dibayarkan oleh Perusahaan sebesar 3,7% dari Upah Pokok dan Tunjangan Tetap
                          dan oleh Karyawan sebesar 2 % dari Upah Pokok dan Tunjangan Tetap setiap bulannya.
                      4.  luran Jaminan Pensiun dibayarkan oleh Perusahaan sebesar 2% dari Upah Pokok dan Tunjangan Tetap
                          dan oleh Karyawan sebesar 1 % dari Upah Pokok dan Tunjangan Tetap setiap bulannya
               4.  Besaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dipungut setiap bulan dan menjadi beban Perusahaan dan Peserta.
               5.  Besaran luran kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada Point 2 disesuaikan dengan
                  ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
        3.  Karyawan yang berada pada kelompok Corporate Title yang sama masing-masing diberikan jaminan sosial pada kelas yang
           sama.
        4.  Jaminan Pemeliharaan Kesehatan:
               1.  Perusahaan wajib mengikutsertakan seluruh Karyawan Perusahaan beserta keluarganya sampai dengan anak
                  ketiga (K-3) dalam program BPJS Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
               2.  Karyawan yang mempunyai suami/isteri yang bekerja di instansi atau Perusahaan lain, tetap mendapatkan hak
                  jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai ketentuan Point 1, dengan tidak mengacu pada status perkawinan terkait
                  pencatatan perpajakan, sedangkan untuk sesama Karyawan hak jaminan pemeliharaan kesehatan mengikuti yang
                  menanggung.
               3.  Perusahaan mengukitsertakan Karyawan pada Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Komersial sesuai dengan
                  kemampuan Perusahaan, dan manfaat serta layanannya tidak kurang dari yang biasa diterima.
               4.  Ketentuan tentang kepesertaan pada Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Komersial sebagaimana dimaksud Point 3
                  diatur lebih lanjut dalam Peraturan Direksi.











                                                      199
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204