Page 204 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 204

Pendapatan Non Upah


        Benefit Cuti Karyawan (2 dari 7)



        Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
        2.  Cuti Tahunan (lanjutan):
               3.  Penangguhan dan/atau penyelaan Cuti Tahunan (lanjutan):
                      1.  Dalam 1 (satu) tahun takwim seorang Karyawan harus dapat melaksanakan Cuti Tahunan paling sedikit
                          3 (tiga) hari kerja;
                      2.  Karyawan yang sedang melaksanakan cuti kemudian dipanggil untuk melaksanakan tugas,
                          mendapatkan sarana peqalanan dinas.
               4.  Pergeseran Pelaksanaan Istirahat Mingguan:
                      1.  Perusahaan diperbolehkan melakukan pergeseran pelaksanaan istirahat mingguan Karyawan dengan
                          mengalihkannya ke penambahan hak Cuti Tahunan, jika Istirahat Mingguan Karyawan digunakan untuk:
                             1.  Kegiatan Perusahaan di luar Job Description Karyawan;
                             2.  Rapat, briefing, konsolidasi atau sejenis;
                             3.  Sosialisasi atau sejenis;
                             4.  Kegiatan Diklat yang tidak menginap.
                      2.  Penanggung jawab kegiatan sebagaimana tersebut pada Point 4 berkewajiban melakukan pengurusan
                          ke unit kerja yang bertanggung jawab di bidang cuti terkait pergeseran/pengalihan istirahat mingguan
                          tersebut;
                      3.  Jumlah hari penambahan hak Cuti Tahunan sebagaimana tersebut pada Point 1 diatas sesuai dengan
                          jumlah hari istirahat mingguan yang digunakan.
               5.  Hak Cuti Tahunan Untuk Karyawan Yang Dinonaktifkan dan Yang Diskorsing:
                      1.  Karyawan yang menjalani penonaktifan karena sedang dalam proses pemeriksaan pelanggaran
                          dan/atau skorsing tidak dapat mengajukan Cuti Tahunan;
                      2.  Jika Karyawan menjalani penonaktifan dan/atau skorsing sampai dengan melewati tahun lakwim, dan
                          pada waktu sebelum dinonaktfikan dan/atau diskorsing Karyawan tersebut belum mengajukan Cuti
                          Tahunan, rnaka sisa tahun berikutCuti Tahunan beralih secara otomatis ke tahun berikutnya.
               6.  Hak Cuti Tahunan Untuk Karyawan Yang Dinonaktifkan dan Yang Diskorsing:
                      1.  Karyawan yang menjalani penonaktifan karena sedang dalam proses pemeriksaan pelanggaran
                          dan/atau skorsing tidak dapat mengajukan Cuti Tahunan;
                      2.  Jika Karyawan menjalani penonaktifan dan/atau skorsing sampai dengan melewati tahun lakwim, dan
                          pada waktu sebelum dinonaktfikan dan/atau diskorsing Karyawan tersebut belum mengajukan Cuti
                          Tahunan, rnaka sisa Cuti Tahunan beralih secara otomatis ke nya.
        3.  Cuti Besar:
               1.  Hak Cuti Besar timbul jika Karyawan telah mencapai masa kerja PKWTT selama 6 (enam) tahun, dan berlaku untuk
                  setiap kelipatan 6 (enam) tahun dari sejak timbulnya hak cuti besar yang pertama kali;
               2.  Karyawan yang memiliki Hak Cuti Besar pada suatu periode dapat memilih untuk:
                      1.  Melaksanakan seluruh hak Cuti besar selama 2 (dua) bulan dengan mendapatkan 1 (satu) kali
                          Tunjangan Cuti Besar;
                      2.  Mengajukan pelepasan Hak Cuti Besar.
               3.  Penangguhan dan/atau penyelaan Cuti Besar:
                      1.  Cuti Besar dapat ditangguhkan atau disela, karena kepentingan Perusahaan berupa:
                             1.  Ada suatu pekerjaan yang harus ditangani dan diselesaikan dalam waktu sangat segera;
                             2.  Mengikuti diklat, proyek penelitian dan pekerjaan lain yang sifatnya insidentil;
                             3.  Memenuhi panggilan untuk pemeriksaan, wawancara, dan panggilan lain dari pejabat yang
                                 berwenang;
                             4.  Jumlah Karyawan tidak mencukupi.
                      2.  Cuti Besar bisa disela jika Karyawan telah melaksanakan Cuti Besar sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari.
               4.  Komponen Upah sebagai dasar perhitungan melepaskan Hak Cuti Besar adalah: Upah Pokok + Tunjangan Tetap +
                  Tunjangan Tidak Tetap;
               5.  Dalam hal Karyawan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan alasan apapun, Karyawan tersebut
                  masih berhak memperoleh Kompensasi Pelepasan Hak Cuti Besar sepanjang tanggal berlakunya PHK minimal
                  sama dengan tanggal munculnya hak Cuti Besar.








                                                      204
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209