Page 209 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 209
Pendapatan Non Upah
Benefit Cuti Karyawan (7 dari 7)
Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
19. Rentang waktu melaksanakan cuti:
1. Pada prinsipnya bahwa Karyawan yang sedang menjalankan cuti tidak dapat mengajukan cuti lainnya;
2. Rentang waktu melaksanakan Cuti Tahunan dengan Cuti Besar atau sebaliknya minimal 1 (satu) bulan.
20. Kewajiban Sebelum dan Sesudah Cuti:
1. Karyawan yang akan menjalankan cuti wajib menyerahkan tugas pekerjaannya kepada atasan langsung;
2. Karyawan yang mengambll cuti lamanya 12 (dua belas) hari kerja atau lebih, termasuk hari tidak masuk kerja
dalam perjalanan cuti, wajib menyerahkan perlengkapan kerja/sarana kerja/uang/barang lain yang menjadi
tanggungjawabnya;
3. Karyawan yang telah selesai menjalankan cuti, wajib melapor pada hari pertama masuk kerja kepada atasan
langsung dan menerima kembali tugas pekerjaan.
21. Penghasilan selama cuti diatur sebagai berikut:
1. Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti Bersalin, Cuti Gugur Kandungan, Cuti Haid, Cuti Alasan Penting, Cuti Menjalankan
Ibadah, Cuti Bersama, Cuti Masa Persiapan Pensiun, Cuti Karena Pindah: penghasilan dibayar penuh;
2. Cuti sakit:
1. Cuti Sakit surat keterangan dokter: penghasilan dibayar penuh;
2. Cuti Sakit Rawat Inap: sesuai dengan kebijakan terkait Cuti Sakit Rawat Inap;
3. Cuti Sakit Tidak Rawat Inap dan Sakit Tetap Bekerja Tapi Tidak Optimal: sesuai dengan kebijakan terkait
Cuti Sakit Tidak Rawat Inap dan Sakit Tetap Bekerja Tapi Tidak Optimal;
4. Cuti Sakit Kecelakaan Kerja: penghasilan dibayar penuh.
3. Cuti Diluar Tanggungan Perusahaan: seluruh penghasilan tidak dibayarkan.
22. Karyawan yang mengajukan cuti, Atasan Langsung dan Pemberi Izin Cuti, apabila terbukti melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan cuti akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Referensi:
1. Peraturan Direksi Nomor 1 tahun 2017 tentang Teknis Pelaksanaan Cuti Karyawan;
2. Perjanjian Kerja Bersama antara PT PEGADAIAN (Persero) dengan Serikat Pekerja.
209