Page 205 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 205

Pendapatan Non Upah


        Benefit Cuti Karyawan (3 dari 7)



        Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
        4.  Cuti Sakit Keterangan Dokter:
               1.  Cuti Sakit keterangan Dokter adalah tidak dapat melakukan pekerjaan karena sakit, yang perawatannya tidak
                  menjalani rawat inap, termasuk rawat jalan tingkat lanjutan pasca rawat inap, berdasarkan surat keterangan
                  dokter;
               2.  Dalam 1 (satu) tahun takwim hanya diberikan toleransi untuk diberikan Cuti Sakit keterangan Dokter secara
                  akumulatif selama 24 (dua puluh empat) hari kerja secara berselang maupun berturut-turut;
               3.  Jika Karyawan tidak dapat membuktikan keabsahan surat keterangan dan/atau diketahui bahwa surat keterangan
                  dokter yang ditunjukan Karyawan diragukan keabsahannya, maka dilakukan pengurangan penghasilan;
               4.  Karyawan yang sedang menjalankan Cuti Sakit Keterangan Dokter tidak dapat mengajukan cuti lainnya.
        5.  Cuti Sakit Rawat Inap:
               1.  Karyawan yang menderita sakit dan harus menjalani perawatan menginap di rumah sakit (Opname), diberikan
                  Cuti Sakit Rawat Inap (Rl) paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang sebanyak 3 (tiga) kali untuk 4
                  (empat) bulan berikutnya atas dasar permohonan sendiri dilampiri surat keterangan dokter, atau atas dasar
                  perintah Perusahaan;
               2.  Selama Cuti Sakit Rawat Inap sebagaimana dimaksud pada Point 1:
                      1.  Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
                      2.  Untuk 4 (empat) bulan kedua dan ketiga, dibayar 100% (seratus perseratus) dari Upah Pokok dan
                          Tunjangan Tetap, sedangkan Tunjangan Tidak Tetap tidak dibayarkan;
                      3.  Untuk bulan selanjutnya, dibayar 100% (seratus perseratus) dari Upah Pokok, 50% (lima puluh
                          perseratus) dari Tunjangan Tetap; dan 0% (nol perseratus) dari Tunjangan Tidak Tetap sebelum
                          dilakukan pemutusan hubungan kerja.
               3.  Karyawan yang sedang menjalankan Cuti Sakit Rawat Inap tidak dapat mengajukan cuti lainnya.
        6.  Cuti Sakit Tidak Rawat Inap dan Sakit Tetap Bekerja Tapi Tidak Optimal:
               1.  Karyawan yang sakit, diberikan kesempatan untuk melakukan pengobatan selama 4 bulan dan dapat
                  diperpanjang sebanyak 3 x atas dasar permohonan sendiri dilampiri surat keterangan dokter, atau atas dasar
                  perintah Perusahaan;
               2.  Selama Cuti Sakit Tidak Rawat Inap dan Sakit Tetap Bekerja Tapi Tidak Optimal sebagaimana dimaksud pada Point
                  1:
                      1.  Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
                      2.  Untuk 4 (empat) bulan kedua dan ketiga, dibayar 100% (seratus perseratus) dari Upah Pokok dan
                          Tunjangan Tetap, sedangkan Tunjangan Tidak Tetap tidak dibayarkan;
                      3.  Untuk bulan selanjutnya, dibayar 100% (seratus perseratus) dari Upah Pokok, 50% (lima puluh
                          perseratus) dari Tunjangan Tetap; dan 0% (nol perseratus) dari Tunjangan Tidak Tetap sebelum
                          dilakukan pemutusan hubungan kerja.
               3.  Setelah masa pengobatan selesai, jika Karyawan tidak dapat bekerja, maka dilakukan PHK (Pensiun Sakit);
               4.  Karyawan yang sedang menjalankan Cuti Sakit Cuti Sakit Tidak Rawat Inap dan Sakit Tetap Bekerja Tapi Tidak
                  Optimal tidak dapat mengajukan cuti lainnya.
        7.  Cuti Sakit Kecelakaan Kerja:
               1.  Karyawan yang mengalami Kecelakaan Kerja atau sakit karena menjalankan tugas Perusahaan langsung diberikan
                  cuti sakit tanpa permohonan cuti, apabila terdapat salah satu syarat tersebut di bawah ini:
                      1.  Surat keterangan dari dokter yang memeriksa;
                      2.  Surat keterangan dari instansi yang berwajib;
                      3.  Keterangan dari atasan dimana Karyawan bekerja.
               2.  Lamanya Cuti Sakit Kecelakaan Kerja adalah paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang sebanyak 5
                  (lima) kali untuk 4 (empat) bulan berikutnya;
               3.  Karyawan yang sedang menjalankan Cuti Sakit Kecelakaan Kerja tidak dapat mengajukan cuti lainnya.
        8.  Karyawan yang sedang melaksanakan Cuti Sakit selama 1 (satu) tahun penuh (tahun takwim) atau lebih, maka Karyawan
           tersebut tidak mendapatkan hak Cuti Tahunan dan Tunjangan Cuti Tahunan pada tahun tersebut.
        9.  Pemeriksaan Medis:
               1.  Terhadap Karyawan yang sakit bukan karena kecelakaan kerja, baik Sakit Rawat Inap maupun Sakit Tidak Rawat
                  Inap dan Sakit Tetap Bekerja Tapi Tidak Optimal, setelah melewati 12 (dua belas) bulan dilakukan pemeriksaan
                  medis;






                                                      205
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210