Page 126 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 126
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
Mereka yang menulis buku seyogianya mempertimbangkan
agar apa yang dibahas, dapat dipahami oleh pembaca dan tidak
menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, yang membutuhkan
penjelasan lebih lanjut jika ditantang oleh orang lain.
Sebagaimana ketika sungai meluap dan airnya tersapu masuk
ke sumur yang dalam, orang haus yang berharap dapat meminum air
sumur yang jernih hanya akan membahayakan hidupnya, demikian
pula, sulit untuk mengerti Vinaya setelah diteruskan ke begitu
banyak orang. Namun hal ini tak akan terjadi jika kita menganalisa
teks Vinaya itu sendiri.
Dalam memutuskan pelanggaran yang sifatnya serius atau yang
ringan, sedikit penjelasan sudah cukup. Dalam menjelaskan cara
menyelesaikan kasus, bahkan tidak butuh setengah hari. Demikianlah
tema pembelajaran umum yang dipelajari para biksu di India dan di
pulau-pulau Lautan Selatan. Di Tiongkok ajaran mengenai kewajiban
terhadap orang lain (tata krama) berkembang di mana-mana; orang-
orang menghormati dan melayani penguasa dan orang tua mereka;
mereka menghormati dan mendengarkan para sesepuh. Mereka
hidup sederhana, bersikap sopan dan harmonis. Mereka menjalani
hidup secara jujur.
Anak-anak yang berbakti dan rakyat yang setia bertindak
hati-hati dan menyederhanakan pengeluaran mereka. Kaisar
memberi manfaat kepada jutaan rakyatnya, mengasihi mereka
yang kurang beruntung dengan kepedulian yang besar (secara
50
harfiah: ‘sangat memperhatikan mereka’) sejak subuh; sementara
menteri-menterinya, yang pikirannya terus tertuju pada urusan
negara bahkan hingga larut malam, melaksanakan tugas mereka
dengan hormat dan penuh perhatian. Kadang-kadang kaisar dengan
51
50 Secara harfiah: ‘seakan-akan mereka terjatuh dalam selokan.’
51 Secara harfiah: ‘seolah-olah berjalan di atas es yang tipis.’
112