Page 123 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 123

Bab Pendahuluan


                 Karena  ketakutan,  dia  bertanya  kepada  Buddha  mengenai
            mimpi  tersebut.  Buddha  menjawab:  ‘Lebih  dari  100  tahun   setelah
                                                                     46
            saya  wafat,  akan  muncul  seorang  raja  bernama  Asoka,  yang  akan
            menguasai  seluruh  Jambudvipa.  Pada  saat  itu,  ajaran  saya  yang
            diturunkan  oleh  sejumlah  biksu  akan  terbagi  menjadi  18  tradisi,
            meskipun  demikian,  semuanya  sepakat  bahwa  pada  akhirnya,  itu
            bertujuan  untuk  merealisasi  pembebasan  (moksha).  Oh  raja,  itulah
            maksud dari mimpimu, engkau tak perlu takut!’


                 Mengenai  mana  di  antara  keempat  tradisi  seyogianya
            dikelompokkan dalam Mahayana atau Hinayana, tidaklah disebut.

                 Di India Utara dan di pulau-pulau Lautan Selatan, para penganut
            umumnya  mengikuti  Hinayana,  sementara  mereka  yang  ada  di
            Tiongkok   mengikuti  Mahayana.  Sedangkan  di  tempat-tempat
                     47
            46  Empat  penanggalan  Raja  Asoka  dapat  ditemukan  dalam  Tripitaka
            berbahasa Tionghoa:
               1.  116 tahun setelah Buddha Parinirvana
               2.  118 tahun setelah Buddha Parinirvana
               3.  130 tahun setelah Buddha Parinirvana
               4.  218 tahun setelah Buddha Parinirvana
            Yang  terakhir  sangat  menarik  karena  sesuai  dengan  masa  yang  tercatat
            dalam  sumber  Pali  atau  Sri  Lanka.  Hal  ini  ditemukan  dalam  suatu  buku
            Vinaya berjudul Sudarsana-vibhasha Vinaya, yang diterjemahkan ke bahasa
            Tionghoa  tahun  489  Masehi.  Buku  ini  berisi  banyak  penanggalan,  yang
            semuanya sesuai dengan kronik (catatan peristiwa menurut urutan waktu
            kejadian)  Sri  Lanka.  Catatan  mengenai  konsili-konsili  Buddhis,  nama  raja
            India  dan  raja  Sri  Lanka,  misi  Asoka,  serta  karya  Mahendra  di  Sri  Lanka,
            menunjukkan banyak kemiripan dengan catatan sejarah Sri Lanka. Ini sekali
            lagi menunjukkan bahwa kita seyogianya lebih banyak memberi perhatian
            pada teks-teks  Vinaya, yang merupakan teks terpercaya di antara karya-
            karya  Buddhis  berbahasa  Tionghoa.  Karena  buku  tersebut  dilestarikan
            dalam koleksi Vinaya, sepanjang pengetahuan saya, tidak ada cendekiawan
            yang tahu bahwa penanggalan ini: ‘218 tahun setelah Buddha wafat’ dapat
            ditemukan dalam karya khusus tersebut (lihat Katalog Nanjio No. 1125).

            47   Teks menyebut ‘Negeri Surgawi’ (神 州; Shenzhou) dan ‘Propinsi Merah’
            (赤 縣; Chixian) yang artinya ‘Tiongkok.’


                                            109
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128