Page 119 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 119

Bab Pendahuluan


                 Di Pulau Simhala (Sri Lanka) semua menganut Aryasthaviranikaya,
            sementara Aryamahasanghikanikaya ditolak.

                 Di pulau-pulau Lautan Selatan, yang terdapat lebih dari sepuluh
            daerah  –  hampir  semuanya  (secara  harfiah:  ‘hampir  satu-satunya’)
            menganut Mulasarvastivadanikaya walaupun ada yang membaktikan
            diri  pada  Sammitinikaya;  dan  belakangan  ini  juga  ada  sejumlah
            pengikut dari dua tradisi lainnya. Bertolak dari barat, daerah yang
            pertama adalah Pulau Polushi (Pulushih), dan kemudian Moluoyou
            (Melayu) yang sudah menjadi Shili Foshi (di Sumatra), Pulau Mohexin
            (Mahasin),  Pulau  Heling  (Kalinga)  di  Jawa,  Pulau  Dandan  (Pulau
            Natuna), Pulau Pempen, Pulau Poli (Bali), Pulau Kulun (Pulo Condore),
            Pulau Foshibuluo, Pulau Ashan, dan Pulau Mojiaman.
                                                              39

                 Ada  beberapa  pulau  kecil  lainnya  yang  tidak  bisa  disebutkan
            semuanya  di  sini.  Ajaran  Buddha  dianut  di  semua  daerah  ini,  dan
            kebanyakan  adalah  tradisi  Hinayana  (Kapasitas  Mendasar),  kecuali
            di  Melayu  (=  Shili  Foshi),  di  mana  sebagian  menganut  Mahayana
            (Kapasitas Besar).


                 Beberapa  daerah  (atau  pulau)  tersebut  ukuran  kelilingnya
            sekitar  100  mil  Tionghoa,  beberapa  lainnya  ukuran  kelilingnya
            ratusan  mil  dan  beberapa  berukuran  sekitar  100  yojana.  Meskipun
            sulit  menghitung  jarak  di  lautan  besar,  tapi  orang  yang  terbiasa
            melakukan  perjalanan  dengan  kapal  saudagar  akan  tahu  kira-kira
            ukuran pulau-pulau tersebut. Pulau-pulau ini secara umum dikenal
            (oleh  orang  Tionghoa)  dengan  sebutan  ‘Negeri  Gunlun,’  karena
            (orang-orang) Kulun itulah yang pertama-tama mengunjungi Cochin
            dan Guangdong.  40

            39   Mengenai semua daerah ini, lihat catatan lokasi geografis di atas.

            40   Kalimat ini tidak begitu jelas, secara harfiah: ‘Karena memang (orang)
            Kulun  yang  pertama-tama  datang  ke  Jiaoguang  (Cochin  dan  Guangdong)
            semuanya kemudian disebut “Negeri Gunlun.”’ Ketidakjelasan dalam kalimat
            berbahasa  Tionghoa  menyebabkan  teka-teki  bagi  kami.  Terjemahan  Prof.
            Chavannes dapat dilihat dari kutipan berikut: ‘Voici, d’après I-tsing lui-même


                                            105
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124