Page 125 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 125
Bab Pendahuluan
ini diajarkan dikarenakan keduanya tidak berbeda satu sama lain
mengenai hal-hal mendasar. Kita belum memiliki ‘mata prajna,’
bagaimana kita bisa mengatakan ini benar dan itu keliru?
Seyogianya kita bertindak sesuai dengan para pendahulu kita,
dan tidak mencari masalah sendiri dengan menghakimi keduanya.
Di Tiongkok, orang berprasangka terhadap tradisi Vinayadhara; para
pengajar dan pengulas membuat terlalu banyak catatan mengenainya.
Hal ini hingga sekarang menyebabkan penjelasan tentang lima
kelompok larangan dan tujuh kelompok larangan (elaborasi dari lima
kelompok larangan) menjadi sulit dimengerti, merintangi upaya dan
dijalankannya aturan tersebut, serta menyebabkan pelanggaran sulit
diketahui.
Akibatnya, (setelah mengetahui Vinaya) orang menjadi bingung
pada awalnya (secara harfiah: ‘sekeranjang penuh tanah untuk
membuat gunung’) dan perhatiannya goyah setelah mengikuti suatu
ceramah. Orang yang paling berbakat sekalipun hanya bisa berhasil
dalam pembelajaran setelah uban bermunculan, sementara orang
yang berkemampuan sedang atau terbatas tak dapat menyelesaikan
tugas mereka meskipun rambut mereka semuanya memutih.
Buku-buku tentang Vinaya semakin banyak, tetapi pengertiannya
menjadi kabur, sehingga untuk memahaminya menjadi tugas seumur
hidup.
Ada cara khusus yang diadopsi oleh guru dan murid. Mereka
membahasnya per paragraf, membaginya menjadi bagian-bagian
yang kecil. Mereka membagi pembahasan tentang pelanggaran
menjadi kalimat per kalimat.
Usaha yang dikerahkan dengan cara demikian bagaikan membuat
gunung; dan untuk memperoleh manfaat adalah sesulit mendapatkan
mutiara di lautan luas.
111