Page 152 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 152
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
BAB VIII
PENGGUNAAN KAYU PEMBERSIH GIGI
SETIAP pagi, para biksu harus menggosok dan membersihkan gigi
dengan kayu pembersih gigi, serta membersihkan kotoran di lidah
dengan hati-hati. Hanya setelah mencuci tangan dan membersihkan
mulut, dia baru layak memberi penghormatan. Jika tidak, baik yang
memberi hormat maupun yang diberi hormat dianggap melanggar.
Kayu pembersih gigi disebut dantakashtha (Skt.): danta artinya
21
gigi dan kashtha artinya potongan kayu. Ukurannya kira-kira dua
belas lebar jari dan yang terpendek pun tak kurang dari delapan
lebar jari. Ukurannya seperti jari kelingking. Gosoklah salah satu
22
ujungnya dengan lembut dan bersihkan gigi dengan itu. Jika secara
tak terhindarkan, dia bertemu guru seniornya sewaktu menggunakan
kayu pembersih gigi, dia harus menutup mulutnya dengan tangan
kiri.
Kemudian patahkan dan bengkokkan kayunya untuk
membersihkan lidah. Selain kayu pembersih gigi, tusuk gigi yang
terbuat dari besi atau tembaga juga dapat digunakan, atau potongan
kecil dari bambu atau kayu, dengan permukaan sedatar jari kelingking
dan berbentuk runcing di salah satu ujungnya, juga dapat digunakan
untuk membersihkan gigi dan lidah. Dia harus berhati-hati agar tidak
membuat mulut terluka. Setelah digunakan, kayu pembersih gigi
harus dicuci dan dibuang.
21 Bagian ini dikutip dalam Memoires of Xuan Zang oleh Julien.
22 Menurut Cullavagga V: ukuran kayu pembersih gigi dibatasi hingga
delapan lebar jari.
138