Page 156 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 156
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
BAB IX
ATURAN RESEPSI DI HARI UPOSATHA 25
SECARA singkat saya akan menjelaskan tata cara mengundang biksu,
baik di India maupun di pulau-pulau Lautan Selatan. Di India, tuan
rumah terlebih dahulu mendatangi para biksu, dan setelah memberi
penghormatan, dia mengundang para biksu untuk menghadiri
resepsi. Di hari Uposatha, tuan rumah memberitahukan para biksu,
dengan berkata ‘sudah saatnya.’
Persiapan peralatan makan dan tempat duduk untuk para biksu
disesuaikan dengan kondisi. Keperluan dapat dibawa (dari wihara)
oleh para pelayan wihara atau disediakan oleh tuan rumah. Yang
digunakan hanyalah peralatan dari tembaga, yang dibersihkan
dengan cara menggosoknya dengan abu halus. Masing-masing biksu
duduk di kursi kecil dalam jarak tertentu sehingga tidak saling
bersentuhan satu sama lain. Bentuk kursi sudah dijelaskan dalam
Bab III. Adalah diperkenankan menggunakan peralatan dari tembikar
jika peralatan tersebut belum pernah dipakai sebelumnya. Bila sudah
pernah dipakai, itu harus dibuang ke dalam selokan karena wadah
yang sudah digunakan (secara harfiah: ‘sudah tersentuh’) tidak boleh
disimpan sama sekali. Oleh karena itu, di India, di tempat-tempat
pindapatta pada sisi jalan, biasanya ada tumpukan peralatan yang
dibuang karena tak pernah dipakai lagi. Tembikar (berkualitas bagus)
sebagaimana diproduksi di Xiangyang (di Tiongkok) dapat disimpan
setelah dipakai, dan setelah digunakan, dapat dibersihkan lagi. Di
India, asalnya tidak ada porselen dan pemernisan. Jika porselen
dipernis, pasti akan bersih. Bahan-bahan untuk memernis kadang-
25 Uposatha juga disebut Upavasatha adalah hari di mana umat awam
mendatangi biksu untuk mengambil sila, yakni Hasta Sila (delapan sila), juga
merupakan perayaan mingguan.
142