Page 173 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 173
Bab IX — Aturan Resepsi di Hari Uposatha
diberikan kepada orang lain atau ke diri kita, hendaknya selalu
mengungkapkan ‘suixi’ (anumata; sukacita) atas tindakan tersebut,
karena dengan bersukacita dan memuji pemberian orang lain,
kita menumbuhkembangkan potensi-potensi positif. Demikianlah
kebiasaan yang dilakukan dalam perayaan hari Uposatha di pulau-
pulau Lautan Selatan.
Ada kebiasaan lainnya yang dilakukan oleh orang-orang kelas
menengah. Hari pertama, para biksu diundang dan dipersembahkan
buah pinang. Hari kedua, patung Buddha dimandikan sebelum tengah
hari, santap siang dilakukan tengah hari, dan sutra dilafalkan pada
sore hari. Juga ada kebiasaan lain yang dipraktikkan oleh orang-orang
yang kurang mampu. Hari pertama, tuan rumah mempersembahkan
kayu pembersih gigi kepada para biksu dan mengundang mereka.
Keesokan harinya, tuan rumah semata-mata mempersiapkan
perayaan. Atau terkadang tuan rumah pergi untuk memberi
penghormatan kepada para biksu, mengekspresikan keinginannya
untuk mengundang tanpa mempersembahkan hadiah.
Tata cara resepsi di hari Uposatha juga berbeda di Turki dan
daerah-daerah Mongolia seperti Tukhara (Tochari Tartar) dan Suli
(sebelah barat Kashgar, didiami oleh orang Mongolia atau Turki;
kadang-kadang dieja ‘Suri’).
Di daerah-daerah ini, pertama-tama tuan rumah
mempersembahkan kanopi dari bunga-bunga dan membuat
persembahan di cetiya. Sekumpulan besar biksu mengelilingi cetiya
dan meminta satu orang untuk melafalkan doa secara lengkap.
Setelah selesai, mereka mulai bersantap. Aturan tentang kanopi dari
bunga-bunga dijelaskan dalam ‘Record of the West.’ 51
Meskipun upacara pada hari Uposatha di berbagai daerah
sangat beragam dalam hal pengaturan secara umum maupun
51 Yakni: 西 方 記 (Xifang Ji). Ini bukanlah buku Xuan Zang, apalagi buku
perjalanan Fa Xian, tampaknya ini adalah buku Yi Jing sendiri.
159