Page 175 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 175

Bab IX — Aturan Resepsi di Hari Uposatha


                 Beberapa  waktu  lalu,  saya  mencoba  beralasan  demikian:
            Bhagavan,  Yang  Teragung,  perwujudan  Mahakaruna,  berwelas  asih
            kepada orang-orang yang hanyut dalam lautan samsara, mengerahkan
            upayanya  selama  tiga  mahakalpa.  Supaya  orang-orang  mengikuti
            jejaknya, beliau hidup selama 80 tahun untuk membabarkan ajaran-
            Nya.  Beliau  berpikir  sebagai  landasan  agar  ajaran  lestari,  aturan
            mengenai  makanan  dan  pakaian  adalah  yang  paling  utama.  Dan
            karena beliau berpikir kepentingan duniawi mungkin bisa menjadi
            penghalang  sehingga  beliau  membuat  aturan  dan  larangan  yang
            ketat.

                 Aturan-aturan tersebut adalah kehendak Guru Buddha dan kita
            hendaknya  bersungguh-sungguh  menaati  dan  mempraktikkannya.
            Tetapi  ada  orang  yang  secara  ceroboh  berpikir  mereka  tidak
            melanggar  dan  mereka  tidak  tahu  bahwa  bersantap  pun  dapat
            menyebabkan seseorang tidak murni.

                 Beberapa  orang  hanya  menjalankan  satu  sila  yakni  tidak
            melakukan hubungan seksual dan berpikir bahwa mereka bebas dari
            pelanggaran, serta sama sekali tidak peduli untuk mempelajari aturan
            Vinaya. Mereka tidak memperhatikan bagaimana mereka menelan,
            makan,  mengenakan  pakaian,  dan  melepaskan  pakaian.  Semata-
            mata memfokuskan diri pada ajaran shunyata, mereka anggap itulah
            maksud Buddha. Apakah mereka tidak berpikir bahwa menjalankan
            semua sila adalah maksud Buddha? Mereka hanya menghargai satu
            hal dan mengabaikan hal lainnya menurut penilaian mereka sendiri.
            Para pengikut hanya meniru satu sama lain dan tak pernah membaca
            buku-buku Vinaya. Mereka hanya menyalin dua jilid ajaran shunyata
            dan mengatakan bahwa prinsip yang terkandung di dalamnya sudah
            mencakup ketiga Pitaka.


                 Mereka  tidak  tahu  bahwa  setiap  santapan,  bila  tidak  sesuai
            aturan, mengakibatkan penderitaan di alam neraka. Mereka juga tidak
            menyadari bahwa setiap langkah yang keliru membawa penderitaan
            terlahir sebagai pemberontak.



                                            161
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180