Page 170 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 170
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
Mengenai proses seperti menaburi lantai dengan kotoran sapi,
memeriksa air, atau mencuci kaki, dan tata cara mengambil atau
menyajikan makanan, semuanya sama seperti yang dijalankan di
India, dengan satu tambahan bahwa di pulau-pulau Lautan Selatan,
para biksu mengonsumsi tiga jenis daging murni. Mereka sering
46
menggunakan tampah (dari anyaman daun) sebesar setengah tikar
(alas duduk), di mana ketupat yang terbuat dari satu atau dua sheng
47
beras (yang tidak lengket), dihidangkan di atas tampah. Dengan
menyiapkan tampah serupa yang dapat menampung satu atau dua
sheng biji-bijian, mereka membawanya dan mempersembahkannya
kepada para biksu. Lalu 20 atau 30 jenis makanan dihidangkan
untuk mereka. Ini pun adalah perjamuan yang dilakukan oleh
orang-orang yang relatif tidak mampu. Jika perjamuan dilakukan
oleh raja atau orang kaya; piring perunggu, mangkuk perunggu,
dan juga tampah seukuran tikar didistribusikan. Jenis makanan dan
minuman berjumlah ratusan. Pada kesempatan tersebut, raja-raja
tidak mempermasalahkan kedudukan mereka dan menganggap diri
mereka pelayan, serta mempersembahkan makanan kepada para
biksu dengan penuh hormat. Para biksu harus menerima makanan
sebanyak apa pun yang diberikan, tidak menolak, seberapa pun
berlimpahnya. Jika makanan hanya sekadar cukup, tuan rumah
kurang berkenan karena dia senang bila makanan yang disajikan
berlimpah-ruah. Empat atau lima sheng nasi dan kue sejumlah dua
atau tiga tampah dibagikan kepada masing-masing biksu. Para kerabat
dan tetangga ikut berpartisipasi dalam perjamuan, mereka membawa
beberapa jenis makanan, seperti ketupat, nasi, sayuran untuk sup,
dan sebagainya. Biasanya makanan berlebih (ucchishtabhojana) yang
衣 (yi) mengindikasikan jubah]. Menurut Vinaya, ketiga jubah biksu disebut
civara.
46 Tiga jenis daging murni: (1) daging binatang dan sebagainya dianggap
murni bila dia tidak melihat sendiri binatang itu dibunuh, (2) tidak mendengar
bahwa binatang itu dibunuh untuknya; (3) tidak curiga binatang itu dibunuh
untuknya. Lihat Mahavagga VI dalam The Sacred Books of the East, Jilid XVII.
Kasyapa mengatakan ini hanya diperkenankan dalam tradisi Hinayana.
47 升 (sheng); Skt. prastha. Satu sheng = 32 pala = 2,5 kuart.
156