Page 234 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 234

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            kecil  sambil  memegang  kendi  di  tangan  kanan.  Sambil  memeluk
            kendi dengan lengan kiri, dia menutup pintu di belakangnya dengan
            tangan kanan, dan meninggalkan kamar kecil. Lalu dia menghampiri
            tempat di mana butiran-butiran tanah liat diletakkan, dan berjongkok
            di suatu sisi. Jika dia menggunakan alas, itu harus diletakkan sesuai
            kebutuhan. Kendi harus diletakkan pada lutut kiri (saat berjongkok)
            dan dikepit dengan lengan kiri. Pertama-tama tujuh butiran tanah
            liat  yang  berada  paling  dekat  dengannya  digunakan  satu  persatu
            untuk mencuci tangan kiri, dan kemudian tujuh butiran lainnya satu
            per satu digunakan untuk mencuci kedua tangan.

                 Permukaan bata dan (papan) kayu harus dicuci dengan bersih.
            Masih  ada  satu  butiran  tanah  liat  lainnya  yang  digunakan  untuk
            mencuci kendi, lengan, daerah perut, dan telapak kaki. Jika semuanya
            sudah  bersih,  dia  boleh  pergi.  Air  di  kendi  tidak  cocok  digunakan
            untuk mulut dan bibir. Dia harus kembali ke kamarnya dan mencuci
            mulut dengan air yang ada di kendi yang bersih. Bila dia menyentuh
            kendi sehabis dari kamar mandi, dia harus kembali mencuci tangan
            dan mulut, setelah itu dia baru layak menyentuh peralatan lainnya.
            Demikianlah aturan-aturan mengenai buang air besar. Agar terhindar
            dari  masalah,  membersihkan  diri  harus  dilakukan  sendiri,  tetapi
            mereka yang telah lanjut usia bisa dibantu oleh orang lain.


                 Sehabis  dari  kamar  kecil,  bagaimanapun,  seseorang  harus
            mencuci tangannya dengan satu atau dua butiran tanah liat, karena
            kemurnian adalah landasan dari sikap menghormati. Memang benar,
            ada  sejumlah  orang  yang  menganggap  hal  ini  sepele,  namun  ada
            larangan yang ketat dalam Vinaya.


                 Sebelum membersihkan diri, dia seharusnya tidak duduk di kursi
            Sangha, atau tidak memberi penghormatan pada Triratna. Itulah cara
            bagaimana  Shenzi  (Kayaputra)  menaklukkan  Tirthika.  Oleh  karena
            itu, Buddha memaparkan aturan-aturan untuk para biksu. Jika kita
            mempraktikkan  (ajaran  beliau),  kita  akan  menumbuhkembangkan
            potensi  positif  dengan  menjalankan  Vinaya.  Jika  tidak,  akan  ada



                                            220
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239