Page 297 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 297

Bab XXIX — Pengobatan yang Merugikan Hendaknya Tidak Dipraktikkan


                 Istilah bahasa Sanskerta untuk ‘obat bahan busuk buangan’ adalah
            Puti-mukta  (atau-mukti)-bhaishajya   dan  seharusnya  diterjemahkan
                                            216
            sebagai ‘obat busuk dan bahan lama yang dibuang.’

                 Tinja  dan  urin  diperkenankan  untuk  digunakan  sebagai  obat
            dalam Vinaya, namun yang dimaksud adalah kotoran anak sapi dan
            urin  sapi.   Di  India,  orang-orang  yang  dianggap  sebagai  kriminal
                      217
            terhina, tubuh mereka dilumuri kotoran dan secara paksa dikucilkan
            ke hutan belantara, diasingkan dari komunitas masyarakat. Mereka
            yang  bertugas  membuang  tinja  dan  membersihkan  kotoran,  harus
            memberi  tanda  dengan  memukulkan  tongkat   selagi  bepergian.
                                                          218
            Jika  ada  orang  yang  secara  tak  sengaja  menyentuh  mereka,  dia
            membersihkan seluruh tubuh dan pakaiannya.


                 Pertama-tama,  dalam  mengatur  urusan  Guru  Agung  Buddha
            biasanya  menghindari  gosip  dan  fitnah  dari  orang-orang.  Lalu,

            216  Ada banyak kontroversi di antara para penerjemah Tiongkok mengenai
            makna  kata-kata  ini.  Sebagian  menyebutnya  puti-mutra-bhaishajya,  yaitu
            ‘menggunakan  urin  sebagai  obat,’  ini  tidak  diragukan  benar  adanya.  Di
            sisi  lain  Yi  Jing  dan  yang  lainnya,  menyebut  puti-mukta-bhaishajya,  dan
            berpandangan bahwa istilah itu berarti obat lama yang pernah dipakai dan
            kemudian dibuang, di mana ini tidak sama dengan tinja maupun urin. Saya
            cenderung kembali ke kata asalnya dalam bahasa Pali, ‘puti-mutta-bhesajja’
            (Mahavagga I), yang dalam bahasa Sanskerta bisa ‘puti-mutra-bhaishajya’ atau
            ‘puti-mukta-bhaishajya,’  dengan  demikian  perbedaan  pendapat  mungkin
            timbul  karena  ini.  Puti-muttam  berarti  ‘urin’  (dari  sapi,  Mahavagga  VI).
            Bandingkan  dengan  terjemahan  Mahavagga  I,  ‘Mereka  yang  menjalani
            kehidupan religius menggunakan urin sebagai sumber obat.’ Lihat The Sacred
            Books of the East, Jilid XIII.

            217  Lihat  tulisan  Buddhaghosa  dalam  Mahavagga  VI:  Mutta-haritakan  ti
            gomutta paribhavitam haritakam.
            218  Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan Fa Xian (dalam Travels
            of Fa Xian oleh Prof. Legge, Bab XVI): ‘Candala adalah julukan untuk mereka
            yang dianggap paling rendah (dalam kasta) di mana mereka hidup terpisah
            dari masyarakat lainnya. Ketika memasuki gerbang kota atau pasar, mereka
            memukulkan tongkat kayu untuk membuat orang lain tahu akan kehadiran
            mereka sehingga bisa menghindar dan tidak bersentuhan dengan mereka.’


                                            283
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302