Page 298 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 298
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
akankah beliau memperkenankan penggunaan bahan-bahan busuk
seperti kotoran yang jelas-jelas bertentangan dengan kehendak
orang-orang di masa beliau? Alasan mengapa beliau tak akan berbuat
demikian, dijelaskan secara lengkap dalam Vinaya. Adalah tidak
patut memberikan pada orang lain bahan-bahan busuk seperti
urin atau kotoran. Kita seharusnya tidak membiarkan orang-orang
mengikuti praktik seperti itu dan menjadikannya kebiasaan. Jika hal
ini didengar oleh orang luar, pengaruh transformatif dari negeri ini
akan melemah. Lagi pula, mengapa kita tidak menggunakan semua
herbal wangi yang berlimpah? Bahan-bahan kotor tidak kita sukai,
bagaimana bisa kita memberikannya kepada orang lain? Sebagai obat
penawar racun ular, kalajengking, ada ‘batu’ sulfur, bubuk sulfur,
dan gamboge, dan tidaklah sukar menyimpan sepungut untuk diri
sendiri. Saat terserang demam atau malaria ada ramuan akar kayu
manis, hengshan, dan ginseng pahit, yang tidak sukar disiapkan.
219
Flu selalu dapat diobati dengan jahe, lada, dan cabai puyung (Piper
longum). Gula padat dan kering dapat mengobati rasa lapar dan haus
jika dikonsumsi. Jika tidak ada tabungan untuk biaya obat, uang akan
sangat dibutuhkan saat itu. Apakah tidak keliru jika kita mengabaikan
ajaran dan tidak mempraktikkannya sebagaimana mestinya? Orang-
orang memboroskan uang, dan lalai menyimpan untuk kebutuhan
mendesak. Jika saya tidak memberitahukan mereka, siapa yang
bakal memahami hal ini dengan jelas? Astaga! Orang-orang tidak
mengonsumsi obat yang baik, tapi mencari yang paling murah, yakni
‘ramuan naga.’ Walaupun bermaksud mendapatkan manfaat dari
obat seperti itu, mereka tidak menyadari pelanggaran berat terhadap
ajaran agung. Beberapa pengikut tradisi Arya-sammiti membicarakan
tentang puti-mukta-bhaishajya, namun tentu saja itu berbeda tradisi
dengan kita, dan kita tidak ada hubungannya dengan itu. Kendati
Vinaya-dvavimsati-prasannartha-sastra (Katalog Nanjio No. 1139) juga
merujuk pada obat-obat demikian, itu bukanlah buku yang dipelajari
dalam tradisi Aryasarvastivada.
219 Menurut Kasyapa, ini adalah sejenis teh liar.
284