Page 329 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 329
Bab XXXII — Upacara Pelafalan Doa
aktivitas Tathagata selama hidupnya, sejak di istana hingga detik
terakhir hidup beliau di bawah pohon Sala – di mana semua kejadian
diceritakan dalam bentuk puisi.
Teks ini dibacakan atau dilantunkan secara luas di lima wilayah
India dan di pulau-pulau Lautan Selatan. Asvaghosha merangkai
beragam makna dan pandangan dengan hanya beberapa kata,
membuat hati pembaca bersukacita sehingga tak pernah merasa
lelah membaca puisi tersebut. Selain itu, orang yang membaca buku
ini dapat menumbuhkembangkan potensi positif yang banyak karena
teks ini berisi ajaran agung dalam bentuk ringkas. Bersama ini, saya
kirimkan Kidung Seratus Lima Puluh Gatha dan Suhrillekha (Surat
278
Kepada Seorang Sahabat), di mana keduanya diterjemahkan dengan
maksud khusus, dengan keyakinan bahwa mereka yang menyukai
kidung pujian akan sering mempraktikkan dan melafalkannya.
berjumlah sekitar 1.368 sloka (walaupun bagian akhir ditulis belakangan
oleh penulis lain). Yi Jing mengatakan itu berjumlah lebih dari 10 jilid.
Secara umum, beliau menganggap 300 sloka sebagai satu jilid. Jika demikian,
Buddhacaritakavya yang disebut Yi Jing mungkin mengandung 300 x 10 =
3.000 sloka. Tampaknya Yi Jing tidak ingat akan terjemahan Dharmaraksha
yang sudah ada. Adanya perbandingan yang seksama antara versi Sanskerta
dengan versi bahasa Tionghoa yang asli, akan mengklarifikasi beberapa poin
yang tidak jelas di kedua teks tersebut, dan pada saat bersamaan kita bisa
melihat seberapa jauh terjemahan Beal dapat dipertanggungjawabkan. Versi
Beal banyak dirujuk guna mengklarifikasi sejumlah koreksi penting, yang
disarankan oleh sejumlah cendekiawan. Lihat khususnya tulisan Kielhorn,
‘Zur Asvaghosha’s Buddhacarita’ (Aus den Nachrichten der K. Gesellschaft der
Wissenchaften zu Göttingen, Philologischhistor, Klasse, 1894, No. 3). Bagian
terakhir merujuk pada terjemahan Beal.
278 Lihat Katalog Nanjio No. 1456.
315