Page 333 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 333

Bab XXXIV — Cara Pembelajaran di India


            keselarasan  dengan  kenyataan,  serta  menghantarkannya  pada
            Kedamaian Sempurna (yaitu Nirvana).

                 Kenyataan  terdalam  (Skt.  paramartha-satya)  adalah  di
            luar  jangkauan  kata-kata  atau  ucapan,  sedangkan  kenyataan
            konvensional (Skt. samvriti-satya) dapat dijelaskan dengan kata-kata
            atau frasa.


                 (Catatan oleh Yi Jing ): Kenyataan konvensional (Skt. samvriti-
                                     284
            satya)  ditafsirkan  oleh  para  penerjemah  dulu  sebagai  ‘kenyataan
            duniawi,’  tapi  ini  tidak  sepenuhnya  mencerminkan  makna  aslinya.
            Arti dari kenyataan konvensional adalah bahwa penampakan biasa
            menutupi kenyataan yang sebenarnya, mengenai apa pun, misalnya
            kendi – yang ada hanyalah tanah liat, tapi orang-orang menganggap
            itu kendi dikarenakan persepsi yang keliru. Dalam hal suara, semua
            nada  hanyalah  bunyi,  namun  orang  keliru  memberi  label  ‘lagu’
            terhadap  itu.  Semuanya  bersifat  subjektif  (tergantung  pengamat)
            dan  tidak  ada  objek  yang  solid.  Tapi  kesalahpengertian  (avidya)
            merintangi  ketajaman  pikiran  kita  sehingga  muncul  ciptaan  ilusi
            mengenai berbagai wujud objek. Dengan demikian, ketajaman pikiran
            kita terintangi dan kita berpikir bahwa objek eksis di luar pikiran.
            Misalnya, seseorang mungkin berpikir ada ular  sementara yang ada
                                                        285
            di hadapannya hanyalah tali. Dengan demikian, konsep ular secara
            keliru  diterapkan  pada  tali  sehingga  ketajaman  pikiran  memudar.
            Oleh  karena  itu,  realita  atau  kenyataan  yang  sebenarnya  tertutup
            (oleh pelabelan yang keliru), sehingga disebut samvriti, ‘menutupi.’
            Istilah  Tionghoa  ‘fusu,’  suatu  kata  gabungan  yang  mencerminkan
            makna dari samvriti, harus dianggap sebagai karmadharaya (bersifat







            284  Catatan ini tidak ada dalam terjemahan M. Fujishima. Karena semua
            catatan ini ditulis oleh Yi Jing sendiri, saya telah menaruh perhatian yang
            sama dan menambahkannya sepanjang teks.
            285  Ular dan kendi adalah contoh yang sangat umum dalam filsafat India.


                                            319
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338