Page 370 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 370

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


                                     BAB XXXVIII
              MEMBAKAR DIRI TIDAK SESUAI DENGAN ATURAN









            TERDAPAT  satu  metode  pembelajaran  untuk  diikuti  oleh  para
            biksu pengelana. Para pemula yang sedang belajar, berniat menjadi
            berani  dan  pandai,  tetapi  mereka  tidak  tahu  tentang  kitab-kitab
            ajaran.  Mereka  mengikuti  langkah  orang-orang  yang  menganggap
            membakar jari-jari adalah tindakan yang berbakti dan membakar diri
            adalah  tindakan  yang  diberkati.  Mereka  mengikuti  kecenderungan
            sendiri, berpikir bahwa tindakan seperti itu adalah benar. Memang
            benar,  beberapa  tindakan  seperti  itu  disebut  dalam  sutra-sutra,
            tetapi  itu  adalah  untuk  umat  awam  di  mana  mereka  tidak  hanya
            dapat  memberikan  kepemilikan  tetapi  bahkan  hidup  mereka  jika
            dibutuhkan.  Karena  itu,  sering  disebut  dalam  sutra:  ‘Jika  hati
            seseorang tertuju pada Dharma …’ dan sebagainya, dan hal ini tidak
            dimaksudkan  untuk  biksu  pengelana.  Mengapa?  Biksu  pengelana
            harus  menjalani  aturan  Vinaya  secara  ketat.  Jika  mereka  tidak
            melanggarnya,  maka  tindakan  mereka  selaras  dengan  sutra.  Jika
            mereka gagal menjalankannya, maka ada pelanggaran.


                 Para biksu seharusnya tidak merusak bahkan sebatang rumput
            meskipun wihara tertutupi oleh rumput tersebut. Mereka seharusnya
            tidak mencuri sebutir beras pun, meskipun mereka kelaparan di lahan
            yang sepi. Tetapi bagi umat awam, sebagaimana beliau yang dikenal
            dengan nama ‘Menyenangkan untuk Dipandang Semua Makhluk,’
                                                                            363
            adalah  tepat  mempersembahkan  makanan  dengan  membakar


            363   Sarvasattvapriyadarsana, yang sering dijuluki sebagai Kulaputra (‘anak
            dari keluarga yang baik’). Kisah beliau membakar tubuhnya dan sebagainya,
            diceritakan dalam Saddharma-pundarika XXII, di mana Prof. Kern mengenali
            suatu  versi  Buddhis  tentang  mitos  burung  Phoenix (Fenghuang),  lihat  The
            Sacred Books of the East, Jilid XXI.


                                            356
   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375