Page 372 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 372
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
Kita harus menjaga sila secara ketat, membalas empat manfaat
366
yang kita terima dan bermeditasi untuk membebaskan makhluk-
makhluk di tiga alam. Kita harus mengetahui betapa besarnya
367
konsekuensi yang diakibatkan bahkan oleh satu pelanggaran kecil,
seperti halnya seseorang (dengan sangat hati-hati) memegang
pelampung saat berenang melintasi lautan tak berdasar. Kita
hendaknya bersikap waspada sambil menumbuhkembangkan prajna
(pengertian seksama), seperti halnya memasang roda pada kuda yang
sedang berlari di atas es yang tipis.
Menjaga sikap kita sendiri dan dibantu oleh teman-teman yang
baik, citta kita akan stabil sampai akhir hayat. Dengan kebulatan
tekad, kita harus berupaya untuk bertemu Buddha yang akan datang,
Buddha Maitreya. Jika kita ingin memperoleh ‘hasil yang mendasar’
(dari ajaran Hinayana), kita dapat mewujudkannya melalui delapan
tahap kesucian. Tetapi jika kita ingin memperoleh ‘hasil yang besar’
368
(dari ajaran Mahayana), kita harus mencoba untuk menyempurnakan
tugas kita sepanjang tiga asankhya kalpa.
Saya belum pernah mendengar alasan mengapa kita harus
tergesa-gesa mengakhiri hidup kita. Bunuh diri merupakan
pelanggaran berikutnya dalam larangan kelompok pertama. Jika kita
memeriksa teks Vinaya dengan seksama, tiada satu bagian pun yang
memperkenankan bunuh diri.
Kita belajar dari kata-kata Buddha sendiri tentang pentingnya
cara menangani sensasi. Apa gunanya membakar tubuh demi
menghancurkan klesha kita? Buddha bahkan tidak memperkenankan
366 Yakni: manfaat yang diberikan oleh: (1) Buddha, (2) raja, (3) orang tua,
dan (4) para donatur.
367 Alam keinginan (Kamaloka), alam berbentuk (Rupaloka), alam tak
berbentuk (Arupaloka), yaitu Tribhava.
368 Lihat istilah ‘Ariyapuggalo’ dalam A Dictionary of the Pali Language oleh
Childers.
358