Page 56 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 56

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            dialah jawaban atas keinginan saya. Kemudian saya mengirim surat
            kepadanya  di  wihara  di  gunung,  secara  garis  besar  menjelaskan
            persiapan perjalanan. Dia membuka surat saya, begitu membacanya
            dia  langsung  memutuskan  untuk  pergi  bersama  saya.  Itu  bagaikan
            serangan mendadak tunggal di kota Liao yang menciutkan keberanian
            hati  tiga  jenderal,  atau  bagaikan  satu  stanza  singkat  dari  (atau
            tentang) Pegunungan Himalaya yang mengukuhkan tekad mendalam
            seorang pertapa agung.  Dengan sukacita, dia meninggalkan sungai
                                   71
            yang tenang dan hutan pinus di mana dia tinggal; menyingsingkan
            lengan bajunya di depan bukit Gerbang Batu (Shimen, barat laut dari
            Guangdong), dan mengangkat jubah bawahnya ketika dia memasuki
            Wihara Zhizhi. Kami menutup payung (dan berbicara dengan nada
            bersahabat sebagaimana dilakukan Konfusius) dan menyatukan hati
            kami untuk membersihkan debu duniawi. Karena kami berdua telah
            mendedikasikan  kelima  anggota  tubuh  kami  (demi  Ajaran),  kami
            menjalin  (persahabatan)  dalam  keterbukaan,  seolah-olah  itu  sudah
            lama berlangsung. Meskipun sebelumnya saya tak pernah bertemu
            dengannya selama hidup saya, namun saya mendapati dialah orang
            yang secara tak terduga menjawab keinginan saya. Di suatu malam
            yang  indah,  kami  berdua  membahas  secara  serius  apa  yang  perlu
            dilakukan. Zhen Gu kemudian berkata kepada saya: ‘Ketika kebajikan
            ‘hendak’  bertemu  kebajikan,  itu  berpadu  sendiri  tanpa  media  apa
            pun, dan jika waktunya tiba, tak seorang pun dapat menghalanginya
            meskipun mereka menginginkannya.’


                 ‘Haruskah  dengan  tulus  saya  mengemukakan  tekad  untuk
            menyebarkan Tripitaka bersamamu, dan membantumu menyalakan
            seribu pelita (demi masa depan)?’ Kemudian kami pergi lagi ke Gunung
            Xia  untuk mengucapkan selamat tinggal pada kepala wihara, Qian,
               72
            dan yang lainnya. Qian melihat dengan jelas apa yang perlu dilakukan
            di saat yang tepat dan beliau bertindak berdasarkan itu. Beliau tak


            71   Liao dan Himalaya sudah cukup dikenal, tetapi di sini saya tak dapat
            menjelaskan kejadian apa yang disinggungnya.
            72   Suatu bukit yang terletak di dekat Guangdong, di mana Zhen Gu tinggal.


                                            42
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61