Page 77 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 77

Catatan Mengenai Beberapa Lokasi Geografis


            (‘negeri jawawut’).  Istilah yang sama muncul di  beberapa catatan
                              43
            belakangan  seperti  ‘Zabedj’  (oleh  orang-orang  Arab)  atau  ‘Dabag’
            (orang-orang  Suriah).  Namun  tampaknya  tak  satu  pun  dari  istilah
            tersebut  sudah  dikenal  di  masa  Yi  Jing,  meskipun  istilah  ‘Jawa’
            kemudian muncul dalam sejarah Dinasti Song (960-1279 Masehi) dan
            dalam  perjalanan  Marco  Polo   di  akhir  abad  XIII;  hingga  hari  ini.
                                         44
            Dengan demikian kata ‘peradaban Jawa’ tak akan di luar konteks. Jawa
            di masa Fa Xian (414 Masehi) sudah dihuni oleh orang-orang Hindu;
            Fa Xian mengatakan: ‘Ajaran para Brahmana Tirthika berkembang di
            sana, dan pengikut Buddhadharma jumlahnya tak berarti.’ Salah satu
            prasasti tua dari Pagaroyang di Sumatra, 656 Masehi, menyebut Raja
            Adityadharma  (Adityawarman)  adalah  penguasa  ‘Jawa  (atau  Yava)
            yang  pertama.’  Selain  itu,  beberapa  prasasti  berbahasa  Sanskerta
            yang  ditemukan  di  Jawa,  tampaknya  berasal  dari  abad  V  dan  itu
            adalah  Vaishnava.   Menurut  Yi  Jing,  Buddhadharma  yang  ada  di
                              45
            sana  sebagian  besar  adalah  Hinayana,  tetapi  adanya  puing-puing
            kuno  Candi  Kalasan  (Kalasa)  dan  Wihara  Candi  Sari  (779  Masehi)
            menunjukkan bahwa Buddhadharma yang berkembang di sini adalah
            Mahayana, sebagaimana terbukti dengan ditemukannya patung para
            Dhyani Buddha seperti Akshobhya, Ratnasambhava, Amitabha atau
            Amoghasiddha.  Ajaran Buddha, baik Hinayana maupun Mahayana,
                           46
            kemungkinan tetap berlangsung sampai menyebarnya agama Islam,
            sebagaimana yang terjadi di Sumatra.


            43   Lihat Indische Alterthumskunde, Jilid IV oleh Prof. Lassen. Bukanlah ‘negeri
            jali’  (country  of  barley)  karena  Jawa  dan  Sumatra  tidak  menghasilkan  jali,
            tetapi jawawut (Essays on Indo-China, Seri II, Jilid I).
            44   Lihat Indische Alterthumskunde, Jilid IV. Dalam Descriptions of the Barbarians
            yang bermasa sama, di suatu poin Jawa disebut sebagai Maha Jawa. Lihat
            Travels of Marco Polo, Jilid II, Bab IX oleh Yule. Sumatra juga disebut ‘Jawa
            kecil.’ Kata ‘Sumatra’ mungkin berasal dari kata ‘samudra’ (Skt.).

            45   Lihat Over den invlow der Indische, Arab. en Europ. beschaving op de Volken
            van den Ind. Archipelago oleh Prof. Kern. Lihat juga Travels of Marco Polo, Jilid II,
            Bab IX oleh Yule.
            46   Lihat Minutes of the Batavian Society (April 1886) dan Essays on Indo-China.


                                            63
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82