Page 13 - E-MODUL PERSPEKTIF GLOBAL_Neat fix
P. 13
orangan atau kelompok, terjadi perubahan status dari bawah ke menengah dan
bahkan sampai ke lapisan yang tertinggi. Atau juga terjadi perubahan dari
petani menjadi pedagang atau pegawai negeri. Perubahan status yang dialami
perorangan atau kelompok di konsepkan sebagai mobilitas sosial. Perubahan
sosial dari lapisan bawah ke lapisan menengah atau bahkan ke lapisan atas
atau sebaliknya, dikonsepkan sebagai mobilitas sosial vertikal sedangkan
perubahan status yang sifatnya strata dikonsepkan sebagai mobilitas sosial
horisontal.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita lihat keterkaitan antara ilmu
sosiologi dengan perspektif global. Dalam persektif global, seseorang
diharuskan agar ia sadar bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat global.
Untuk dapat melaksanakan hal tersebut seseorang haruslah dapat melakukan
interaksi sosial dengan sesama masyarakat global, dengan kata lain interaksi
sosial merupakan modal utama seseorang agar ia dapat melakukan kewajiban
sebagai masyarakat global.
Hubungan Sejarah dengan Perspektif Global
Dalam kajian IPS, sejarah ini terutama ditujukan pada pembahasan
hidup dan kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Melalui pelajaran
sejarah, diharapkan peserta didik dapat mengenali perkembangan kehidupan
umat manusia, baik masyarakat bangsanya maupun masyarakat bangsa –
bangsa lain. Diharapkan pula dapat memahami saling pengaruh yang terjadi
antara satu peristiwa dengan peristiwa lain serta saling pengaruh antar
masyarakat dan antar bangsa. Akan tetapi tidak semua peristiwa itu layak untuk
disajikan, masalah dapat dan tidak dapatnya peristiwa sejarah disajikan
bergantung pada keterhubungan masalah yang ada dalam hubungan konsep
disiplin ilmu sosial dalam kajian ilmu sosial yang ada.
Sejarah merupakan suatu kontinuitas dan berlangsung dalam hubungan
kausal. Suatu peristiwa merupakan akibat dari peristiwa sebelumnya dan akan
menjadi sebab dari peristiwa selanjutnya. Untuk memahami akibat peristiwa
yang ada perlu dilandasi dengan pengetahuan sejarah dan konsep-konsep
dasar sejarah menjadi dasar bagi pengetahuan itu. Sejarah sesungguhnya
melekat pada tiap benda, tiap diri mahluk, baik yang hidup dan tidak hidup, tiap
fenomena di alam raya ini, karena semua itu memiliki riwayat, asal-usul yang
menyangkut proses, peristiwa, dan waktu.
Sebelum menelaah sejarah sebagai ilmu, dalam hal ini bidang ilmu dan
ilmu-ilmu sosial, terlebih dahulu akan ditelaah apa sesungguhnya sejarah itu.
Hugiono dan P.K. Poerwantana (dalam Taneo, S.P., dkk, 2010) mendefinisikan
sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang
dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran
dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Sedangkan,
Ephrain Fischoff (dalam Taneo, S.P., dkk, 2010) mengemukakan sejarah
adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki
dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya.
Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam
pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa,
pengalaman kolektif atau riwayat masa lampau tentang kehidupan manusia
dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman
10