Page 16 - E-MODUL PERSPEKTIF GLOBAL_Neat fix
P. 16
dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Setiap individu yang
normal, memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat
dikembangkan. Dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya
berkenaan dengan peningkatan kualitas kemampuan intelektual, perhatian dan
minat tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa perhatian
dan minat dari SDM yang bersangkutan, pengembangannya mustahil tercapai
secara optimal. Oleh karena itu agar SDM dapat berinteraksi dengan
masyarakat dunia atau terjun dalam organisasi dunia, harus di tumbuhkan
terlebih dahulu minat, kemauan, serta kesadaran dengan mempelajari psikologi
sosial ini agar terbentuk pondasi mental dan moral yang baik pada SDM
Indonesia.
Hubungan Antropologi dengan Perspektif Global
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat
atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu
aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia dan juga mencirikan
kemajuannya yaitu kebudayaan. Bidang ilmu sosial yang mengkhususkan
telaahnya kepada kebudayaan itu tidak lain adalah antropologi. E.A. Hoebel
(dalam Suhartini, 2009) secara singkat mengemukakan antropologi adalah
suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya lebih menitik beratkan
kepada kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
Sedangkan, Koentjaraningrat (dalam Taneo, S.P., dkk, 2010) juga secara
singkat mengemukakan antropologi berarti ilmu tentang manusia. Dua
ungkapan di atas menyatakan bahwa antropologi itu studi atau ilmu tentang
manusia. Heobel (dalam Taneo, S.P., dkk, 2010) menyatakan bahwa
antropologi lebih tepat dikaitkan dengan antropologi budaya yakni antropologi
budaya itu tidak lain adalah studi tentang perilaku manusia. Dengan demikian
sebutan antropologi di sini berarti antropologi budaya yang berarti studi atau
ilmu yang mempelajari manusia dengan perilaku sosial dan atau dengan
kebudayaannya.
Berdasarkan pengaruh komunikasi dan informasi yang terus menerus
melanda kehidupan masyarakat, tradisi masyarakat akan mengalami
pergeseran. Paling tidak fungsinya berubah bila dibandingkan dengan maksud
semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di
masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara
itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai bentuk ritual, melainkan
hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturahmi, bahkan hanya sebagai
hiburan. Jika tradisi melekat pada kehidupan dan alam pikiran masyarakat,
paling tidak dalam kelompok maka kebiasaan, lebih melekat pada orang per
orang sebagai anggota masyarakat, dan tindakan bobotnya juga lebih rendah
dari pada bobot tradisi. Kebiasaannya, keberlakuannya lebih terbatas bila
dibandingkan dengan tradisi. Tegur sapa, mengetuk pintu kalau bertamu,
mendahulukan orang tua, berpakaian rapi, dan lain-lain itu merupakan
kebiasaan.
Dalam lingkup antropogi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan
teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiga
konsep dasar tersebut saat ini biasa dijadikan sebagai IPTEK. Penyatuan tiga
konsep tersebut sangat beralasan karena ketiganya sangat erat kaitannya satu
13