Page 26 - E-Modul Wawasan Kependidikan
P. 26
untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing dan menemukan jati
dirinya, karena masing-masing individuadalah makhluk yang unik dan
bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri. Peran guru adalah
sebagai fasilitator. guru bersedia memperhatikan keunikan individu kualitas
masing masing subjek didik.
Dalam perkembangan lebih lanjut, aliran filsafat pragmatisme melahirkan
teori pendidikan progresivisme yaitu rekonstruksionalisme yang berorientasi
pada futurisme dan humanisme, demikian juga aliran filsafat eksistensialisme
kelak melahirkan teori pendidikan humanisme (George R. Knight (2007) ).
Sukadari dan Sulistyono (2017) mengemukan Teori progresivisme
berpendapat bahwa pendidikan tidak tergantung pada masa lalu, tetapi pada
alam dan seluruh pengalaman hidup manusia. Pengalaman menunjukan
bahwa pengetahuan itu tidak lain gagasan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi manusia. Pendidikan bukan persiapan
untuk hidup, tetapi pendidikan adalah hidup itu sendiri. Pendidikan adalah untuk
hidup sepanjang hayat. Progrevisme menggunakan beberapa prinsip
pendidikan sebagai berikut.
a) Proses pendidikan ditemukan dari asal dan maksud/tujuan yang ada pada
siswa termsuk siswa
b) Siswa itu aktif bukan pasif, oleh karena itu yang menjadi pusat pendidikan
dan pengajaran adalah siswa
c) Peran guru sebagai penasehat, petunjuk dan perlu mengikuti keinginan
siswa, bukan otoriter dan bukan direktur kelas
d) Sekolah merupakan mikromos bagi masyarakat yang lebih luas. Belajar
hendaknya tidak dibatasi disekolah namun juga berlangsung di masyarakat
e) Aktivitas kelas hendaknya berpusat pada pemecahan masalah bukan
mengajarkan mata pelajaran
f) Kurikulum hendaknya yang eksperimental sedangkan mata pelajaran
hendaknya dipandang pengalaman-pengalaman yang edukatif.
Teori Pendidikan rekonstruksionisme berpandangan bahwa pendidikan
dan atau sekolah hendaknya mampu mempelopori melakukan pembaharuan
kembali atau merekonsruksi kembali masyarakat agar menjadi lebih baik. Oleh
karena itu pendidkan/sekolah harus mengembangkan ideologi kemasyarakatan
yang demokratis.
Teori pendidikan humanisme, para penganut humanisme mengatakan
bahwa manusia itu bebas dan memiliki potensi sendiri untuk menjalankan
kehidupannya secara mandiri untuk berhasil melalui kecedasan dan
pembelajaran mereka. Pusat perhatian pendidikan humanisme adalah kekuatan
menciptakan lingkungan belajar, di mana siswa menjadi bebas dari kompetisi,
disiplin yang kaku dan takut gagal namun bagaimana siswa dalam
hubungannya dengan sesama siswa maupun guru diliputi dengan rasa
kepercayaan dan aman dengan suasana yang hangat. Teori ini juga
berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child
centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan
pembentukan moral.
20