Page 37 - E-Modul Wawasan Kependidikan
P. 37

sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam
                  masyarakat.
                         Filsafat  pendidikan  memberikan  jawaban  terhadap  masalah  yang
                  menantang  manusia,  yaitu  jawaban  atas  ketidaktahuan  tentang  sesuatu.
                  Bentuk  dan  wujud  reaksi,  kreasi,  pemahaman,  gagasan-gagasan  mengenai
                  prinsip,  dan  cita-cita  pendidikan  tersimpul  dalam  pokok  ajaran  aliran  filsafat
                  pendidikan.  Untuk  menjawab  permasalahan  di  dunia  pendidikan  sekarang  ini
                  diperlukan  suatu progres  atau  kemajuan dengan  menfungsikan  jiwa  sehingga
                  menghasilkan dinamika yang lain dalam hidup, jadi tidak sebatas ide saja.
                         Beberapa  aliran  filsafat  yang  dimaksud  yaitu  filsafat  positivisme,
                  progresivisme,  humanistik,  dan  pancasila.  Keempat  filsafat  tersebut  dapat
                  digunakan dalam menjelaskan pendidikan, sehingga selanjutnya dapat disebut
                  sebagai filsafat pendidikan.
                  a.  Pendidikan Ditinjau dari Filsafat positivisme
                         Filsafat  positivisme  merupakan  suatu  aliran  filsafat  yang  berpangkal
                  pada  sesuatu  yang  pasti,  faktual,  nyata  dari  apa  yang  diketahui  dan
                  berdasarkan  pada  empiris.  Menurut  Manusama  (2014)  positivisme  secara
                  etimologi  berasal  dari  kata  positive,  yang  dalam  bahasa  filsafat  bermakna
                  sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai
                  suatu  realitas.  Positivisme  berarti  aliran  filasafat  yang  beranggapan  bahwa
                  pengetahuan  itu  semata-mata  berdasarkan  pengalaman  dan  ilmu  pasti.
                  Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empris
                  yang  terukur  melalui  metode  ilmiah  (scientific  method)  dengan  memasukkan
                  eksperimen  dan  ukuran-ukuran.  Aspek  “terukur”  inilah  sumbangan  penting
                  positivisme
                         Melalui filsafat positivisme, pendidikan diarahkan kepada hal baik dalam
                  segi intelektual dan berbagai bidang kehidupan untuk menciptakan anak didik
                  yang  sempurna  baik  lahir  maupun  batinnya.  Peserta  didik  diasah  dalam
                  kemampuannya  melihat,  menemukan  fakta-fakta,  menganalisis  sesuatu,  serta
                  mentransefer  ilmu  kepada  lingkungannya  sehingga  diharapakan  dapat
                  terbentuknya  anak  bangsa  yang  kreatif,  berkaraakter,  serta  mampu
                  berkontribusi  dalam  pembangunnan  agar  lebih  baik  dan  mampu  bersaing
                  dengan negara saing.

                  b.  Pendidikan Ditinjau dari Filsafat progresivisme
                        Menurut  Muhmidayeli  (2013),  proses  pendidikan  dalam  konteks
                  progresivisme  adalah  memberikan  pengalaman  empiris  kepada  subjek-subjek
                  didik agar ia memiliki kemampuan ilmiah dalam memecahkan berbagai problem
                  kehidupan agar siap menghadapi berbagai perubahan dalam suatu  kehidupan
                  di masyarakatnya.
                        Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang
                  menekankan,  bahwa  pendidikan  bukanlah  sekedar  pemberian  sekumpulan
                  pengetahuan  kepada  subjek  didik  tetapi  hendaknya  berisi  aktivitas-aktivitas
                  yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa.
                  Filsafat progresivisme mempunyai beberapa sifat, di antaranya sebagai berikut.
                  1)  Fleksibel dalam artian tidak kaku, tidak menolak perubahan dan tidak terikat
                      oleh doktrin tertentu.
                  2)  Corious dalam artian ingin mengetahui dan ingin menyelidiki.




                                                           31
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42