Page 19 - astanggaoga
P. 19
keadaan tersebut selalu bertindak tepat sesuai pedoman atau nilai-nilai luhur
kebajikan.”
Sutra I.49
Srutaanumaana prajnaabhyaam anya visayaa visesaarthatvaat
“Pengetahuan Tinggi dan mendalam ini berlandaskan pengalaman pribadi
secara langsung (yang menghasilkan kesadaran-diri dan perbuatan yang
selaras dengan dharma, nilai-nilai luhur kebajikan). Pengetahuan ini berbeda
dengan pengetahuan yang diperoleh dari orang lain, ataupun yang
berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.”
Sutra I.50
Tajjas-samskaaro’nya-samskaara pratibandhii
“Samskaarah atau Kesan yang tercipta atau timbul dari keadaan ini (keadaam
Prajna atau Pengetahuan Sejati, Tinggi, dan Mendalam ini) menjadi
penghalang bagi timbulnya kesan-kesan lain. (Demikian, seseorang mencapai
kesempurnaan dalam Samaadhi atau Tercerahkan secara Sempurna).”
Sutra I.51
Tasyaapi nirodhe sarva-nirodhaan-nirbiijah samaadhih
“Demikian berakhirnya kesan-kesan atau Samskaarah tersebut, berakhir pula
segala (rintangan) lain, dan seseorang mencapai Nirbiijah Samaadhi –
Pencerahan, Keseimbangan Diri, Kesadaran Murni yang Sempurna.”
Demikian Berakhirlah Bab Samadhipada.
2. Shādhanapāda
Kitab Shādhanapāda menjelaskan tentang pelaksanaan yoga seperti
tata cara mencapai Samadhi, tentang kedukaan, karmaphala dan yang lainnya.
Sãdhanapãda yang tersusun dari 55 sutra ini memberikan paparan praktis bagi
seorang sadhaka. Disini mulai diperkenalkan metode pembebasan psikologis
dan spiritual (Moksha) yang terdiri dari delapan tahapan ini, juga dikenal dengan
Ashtangga Yoga, yaitu;
a. Yama, yaitu suatu bentuk larangan atau pengendalian diri yang harus
dilakukan oleh seorang dari segi jasmani, misalnya, dilarang membunuh
(ahimsa), dilarang berbohong (satya), pantang mengingini sesuatu yang
bukan miliknya (asteya), pantang melakukan hubungan seksual
18 | P a g e