Page 406 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 406

dari dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya. "55
                               Dan firman Allah Ta'ala, � �� � )� �� � ''Dan {t idak boleh) ber­
                       bantah-bantahan pada masa mengerjakan h a j i.   " M  engenai firman-Nya ini terdapat
                        dua pendapat:

                               Pendapat pertama, tidak boleh berbantah-bantahan pada waktu haji da­
                       lam menge.rjakan manasik. Dan Allah .9t telah menjelaskan hal itu secara tuntas
                        dan sempuma. Sebagaimana Waqi' menceritakan, dari al-'Ala' bin Abdul Karim,
                        aku pemah mendengar Mujahid membaca, � �� � )� �� � ''Dan {tidak boleh)
                        berbanta�-bantahan pada {m asa mengerjakan) haji," seraya mengatakan, Allah
                        telah menjelaskan bulan-bulan  haji yang di dalamnya tidak terdapat perkara
                        yang perlu diperdebatkan di kalangan umat manusia.

                               Masih  mengenai firman-Nya ini,  Hisyam meriwayatkan dari Ibnu
                        Abbas, katanya:  "Yang dimaksudkan adalah bertengk.ar dalam haji."
                               Sedangkan Abdullah bin Wahab meriwayatkan dari Imam Malik kata­
                        nya, Allah Ta'ala berfirman, � �� � )� �� � Maksudnya,  W allahu a'lam­
                                                                                    -
                        b a hwa orang-orang Quraisy pada waktu llaji berwukuf di Masy' arilharam di
                        Muzdalifcih, sedang orang-orang Arab dan juga yang lainnya berwukuf di Arafah,
                        mereka saling berbantah-bantahan. Satu kelompok menyatakan, "Kami yang
                        lebih benar." Dan kelompok lainnya mengaku:  "Kamilah yang lebih benar."
                        Demikian itulah pendapat kami.  W a llahu a 'lam.

                               Inti  dari pendapat-pendapat terse but yang menjadi pilihan Ibnu J arir,
                                                                                       '
                        yaitu menghentikan perselisihan dalam manasik haji.  W a llahu a lam.
                               Pendapat kedua, yang dimaksud dengan berbantah-bantahan di sini
                        adalah perselisihan.  Ibnu Jarir meriwayatkan, dari Abdullah bin Mas'ud, me­
                        ngenai firman Allah Ta'ala, � �� J Jl� �� � ia mengatakan,  "Yang dimaksud
                        adalah jika engkau mencaci sahabatmu'hingga membuatnya marah."

                               Demikian pula yang diriwayatkan Muqsim dan adh-Dhahhak dari Ibnu
                        Abbas.  W a llahu  ' lam.
                                        a
                               Dalam musnadnya, Imam Abd bin Humaid meriwayatkan dari Jabir
                        bin Abdullah, katanya, Rasulullah f3 bersabda:
                               ...   ""'   ""'   ...   .J   ...    ""     0     ""'   ...     ""'
                          c . � � �  la1 L-O 4-l::# ,��J �� � u�           '   � J ,� � :; )
                                    r
                        "Barangsiapa menuntaskan manasiknya dan kaum muslimin selamat dari lidah


                        55 Menurut  kitab  Shahih al-Bukhari dan Muslim, hadits  itu berbunyi, (�f �J.)J r'ft. &-�> "Ia
                          akan kembali seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya." Dan di dalamnya tidak te r dapat lafazh,
                          (�fi � (_::,;) "Ia akan kel ar dari dosanya. " Sedangkan menurut lafadz Imam Muslim, pada
                                               �
                                                 ,
                           w
                          a alnya disebutkan, (.::.> �i i.ili jt  ;;.)  "Barangsiapa mendatangi rumah ini. "  Sementara
                                            _ '
                          me-nurut riwayat al-Bukhari, (� � ;;.) "Barangsiapa menunaikan haji karena Allah."





                bnu  Katsir Juz 2                                                                             387
   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411