Page 403 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 403

Ta'ala telah mengkhususkan haji pada bulan-bulan itu di antara bulan-bulan
                       yang ada. Ini menunjukkan bahwasanya ihram untuk haji itu tidak sah jika
                       dilakukan sebelum bulan-bulan itu, sebagaimana halnya dengan waktu shalat.

                              Imam Syafi 'i rahimahullahu meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, katanya,
                       "Tidak seyogianya seseorang berihram untuk haji kecuali pada bulan-bulan haji,
                       karena Allah � berfirman, � ::_,�� �� �� ' '{M u sim) haji adalah beberapa
                       bulan yang di maklumi. "'

                              Tentang firman-Nya tersebut al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar,
                       katanya; "Y aitu bulan Syawwal, Dzulqa' dah, dan sepuluh hari bulan Dzulhijjah."
                                 '
                       Hadits mu a llaq yang disebutkan al-Bukha dengan bentuk pasti, diriwayatkan
                       Ibnu Jarir sebagai hadits maushul, dari Ibnu Umar, dengan isnad shahih. Juga
                       diriwayatkan al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dari Ibnu Umar, dan ia me­
                       ngatakan bahwa hadits ini memenuhi persyaratan al-Bukhari dan Muslim.

                              Berkenaan dengan hal tersebut, penulis katakan, "Hadits ini diriwayat­
                       kan dari Umar, Ali, Ibnu Ma ' ud, Abdullah bin Zubair, dan Ibnu Abbas.
                                                     s
                       Dan itulah madzhab Imam Syafi'i, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Abu
                                                                D
                      Yusuf,  dan Abu Tsaur rahimahullahu."  a n pendapat ini menjadi pilihan
                       Ibnu Jarir, katanya, "Boleh saja jumlah dua bulan dan sebagian hari dari bulan
                                                          j
                       ketiga diungkapkan dalam bentuk  a mak untuk menetapkan yang umum,
                       sebagaimana halnya masyarakat Arab mengatakan, "Saya melihatnya tahun
                      ini." Padahal yang dimaksudkan adalah sebagian dari tahun saja.

                              Imam Malik bin Anas dan Imam Syafi'i menurut pendapat lama (qaulul
                       qadim) mengatakan, "Bulan-bulan itu ada1 Syawwal, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah
                      secara penuh." Yang demikian itu juga merupakan riwayat dari Ibnu Umar. Ibnu
                      Jarir meriwayatkan darilbnu Umar, ia mengatakan, "Yaitu Syawwal, Dzulqa'dah,
                      Dzulhijjah."
                              Dalam tafsimya, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Y unus bin Abdul
                      A'la, dari Ibnu Wahab dari IbnuJuraij, ia menceritakan, pemah kutanyakan
                      kepada Nafi', " A pakah engkau pemah mendengar Abdullah bin Umar me­
                      nyebut bulan-bulan haji?" Ia menjawab, "Ya, Abdullah bin Umar menyebutnya
                      Syawwal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah."

                              Ibnu J uraij mengatakan: "Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibnu
                                    '
                      Syihab, Atha ,   J abir bin Abdullah seorang sahabat Nabi &\. Isnad ini shahih
                                                            '
                      sampai kepada Ibnu Juraij.  W a llahu a lam.                    ·
                              Menurut  madzhab Imam     M  a lik, waktu haji itu sampai akhir bulan
                      Dzulhijjah, berarti waktu itu dikhususkan untuk menunaikan ibadah haji
                      sehingga tidak diperbolehkan mengerjakan umrah pada sisa hari bulan Dzul­
                      hijjah, bukan berarti haji itu sah dilakukan setelah malam hari Idul Adha.

                              Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, dari Thariq bin Syihab, ia menuturkan,
                      Abdullah bin Umar mengatakan, "Musim haji itu adalah bulan-bulan yang









         384                                                                                   Tafsir  b nu K;
                                                                                                    J
   398   399   400   401   402   403   404   405   406   407   408