Page 402 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 402

{M usim) haji adalah bebera p a bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang
                        menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan H a ji, maka tidak
                        boleh r a f ats, berbuat fa sik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerja­
                        kan haji. Dan a p a yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
                        mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
                        taqwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. 2:197)

                               Ahli bahasa Arab berbeda pendapat mengenai firman Allah Ta'ala:
                        � ::_, G  );:.    �i �� � 11(M usim} haji adalah beberap a bulan yang dimaklumi. 11
                        Sebagian dari mereka betpendapat bahwa maksudnya, "Haji itu adalah haji
                        p a da bulan-bulan yang dimaklumi "   Dengan demikian, ihram  a da waktu
                                                                                       p
                                                           .
                        haji di bulan-bulan itu lebih sempuma dari ihram di luar bulan-bulan tersebut,
                        meskipun ihram itu sah.
                               Pendapat yang mensahkan ihram di sepanjang tahun adalah madzhab
                        Imam Malik, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, dan Ishak bin Rahawaih. Pen­
                        dapat  itu pula yang dikemukakan oleh Ibrahim an-Nakha'i, ats-Tsauri, al-Laits
                        bin Sa'ad. Mereka berhuj jah dengan firman Allah Ta'ala:
                        � ��� v� �1;: � Ji �  �i J 2.JS }' 2 � ''Mereka bertany'a kepadamu tentang
                        bulan sabit. K a takanlah, bulan sa bit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia
                        dan ibadah haji '�  Ibadah haji merupakan salah satu di antara sepasang manasik,
                        maka hukumnya sah melakukan ihram untuk haji kapan saja sepanjang tahun.
                        Sarna halnya dengan ibadah umrah.

                               Sedangkan Imam Syafi'i rahimahullahu betpendapat bahwasanya ihram
                        untuk haji tidak sah kecuali pada bulan-bulan haji. Jika seseorang berihram haji
                        sebelum bulan itu, maka ihramnya itu tidak sah. Dan apakah hal itu menjadi
                        umrah? Mengenai hal ini terdapat dua pendapat yang diriwayatkan dari beliau.
                        Pendapat yang menyatakan bahwa ihram untuk haji itu tidak sah kecuali pada
                        bulan-bulan  yang telah ditentukan, diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan J abir.
                        Demikian pula  e ndapat Atha ,   Thawus, dan !vfuja�id. Sedan dalil yang
                                        p
                                                       '
                                                                                       g
                        menjadi landasannya adalah firman Allah 8%, � -:.;G  � �i �I � 11(M usim)
                       · haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. 11 Lahiriyah ayat ini mengandung
                        pengertian lain yang juga merupakan pendapat para ahli nahwu, yaitu bahwa
                        waktu haji adalah bulan-bulan yang telah ditentukan. Dengan demikian, Allah









               lbnu Katsir Juz 2                                                                             383
   397   398   399   400   401   402   403   404   405   406   407