Page 498 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 498

iS ·" !ca.. ii:  .  ....: !�:a.� � ., �� 2. SURAT  AL  BAQARAHD>
                                                                                   �I  �--�--
         �                                                                                                    �
         �                                                                                                    �

         b                                                                                                    �
         �            pemah mengatakan:  "Wanita mana saja yang menikah pada masa iddah, jika                 ,.,
                       laki-laki yang menikahinya itu belum mencampurinya, maka keduanya harus                �
         �             dipisahkan,  lalu wanita tersebut menyelesaikan sisa iddahnya dari suaminya            �
         M
                       yang  pertama dan laki-laki itu boleh melamamya kembali. Namun jika laki-
                                                                                                              ,�
                       laki itu sudah mencampurinya, maka keduanya harus dipisahkan, lalu si wanita
                                                                                                              �
                       itu harus menyelesaikan sisa iddahnya dari suami yang pertama, dan setelah             �
                       itu  menjalani iddah yang lain,  dan laki-laki bekas suami yang baru itu tidak         �
                       boleh lagi menikahinya untuk selamalamanya."                                           ,.,
                                                                                                              �
                                                                                            b
                              Para  .u lama mengatakan:  "Pengambilan pendapat ini adalah  a hwa
                       setelah  suami mempercepat  apa yang telah ditentukan Allah �' ia diberi               �
                       hukuman berupa kebalik dari tujuannya, sehingga wanita itu menjadi haram               �
                       baginya  untuk selamanya.  Seperti halnya pembunuh  diharamkan  dari harta             �
                       warisan.  Dan telah diriwayatkan Imam Syafi'i atsar ini dari Imam Malik. Imam
                       Baihaqi mengemukakan,  "Ia betpendapat demikian pada qaul qadim, tetapi                �
                       ia meninggalkannya dalam qaul jadid." Yang demikian itu didasarkan pada                �
                                                                                                              �
                       ungkapan Ali bahwa wanita itu dihalalkan baginya ..
                              Berkenaan  dengan hal tersebut, penulis  (Ibnu Katsir)  katakan, pendapat       �
                       ini merupakan atsar tetputus dari Umar bin Khaththab.
                              Dan firman-Nya, � �  J��� �f J_ � � 11 �f 1�1� 1 ''Dan ketahuilah               �
                       bahwa Allah mengetahui apa yang atfa dalam hati kamu. Maka takutlah kepada­            �
                            11
                       N y a.  Allah � mengancam mereka atas apa yang mereka sembunyikan dalam
                       diri mereka mengenai masalah wanita,  serta Allah Ta'ala membimbing mereka
                       supaya meniatkan kebaikan dan bukan keburukan. Dan Allah Ta'ala tidak
                       menjadikan mere�a .� e !Y -gtus <l;_a, untuk memperoleh rahmat-Nya, maka Dia
                                                                 ·
                       b e rfirman, o€ � .;?- ..!JI ,: J I�IJ 1 ''Dan ketahuilah bahwa Allah Mahape­
                                    M
                       ngampun lagi  a hapenyantun.  11


















                       Tidak ada kewajiban membayar ( m ahar) atas kamu,jika kamu menceraikan
                       isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu
                       menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu mut'ah (p em­
                       berian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan
                       orang yang miskin menurut kemampuannya (p ula), yaitu pemberian menurut









         Tafsir  b nu Katsir Juz 2                                                                           479
              l
   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502   503