Page 504 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 504

Allah � memberi kekhususan dengan memberikan penekanan pada
                        shalat wustha. Para ulama, baik Salaf maupun Khalaf berbeda pendapat, tentang
                        apa yang dimaksud dengan shalat wustha di sini.

                               Ada yang mengatakan bahwa shalat wustha itu adalah shalat Shubuh.
                        Pendapat ini disebut oleh Imam Malik dalam bukunya al-Muwattha ', dari Ali,
                        dari Ibnu Abbas. Hasyim, Ibnu 'Ullayah, Ghundar, Ibnu Abi Adi, Abdul
                        Wahab, Syarik, dan ulama lainnya, dari Auf al-A' r abi, dari Abu Raja' al­
                        Atharidi, ia berkata, aku pemah mengerjakan shalat shubuh di belakang Ibnu
                        Abbas, di dalamnya ia membaca qunut dengan mengangkat kedua tangannya,
                        kemudian mengucapkan: IIInilah shalat wustha yang kita diperintahkan untuk
                                                                11
                        mengerjakannya  dengan khusyu ' (qunut). Demikian yang diriwayatkan Ibnu
                        Jabir.
                               Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas,  a hwa ia pemah shalat
                                                                           b
                                                                                          '
                        shubuh di masjid Bashrah, lalu ia membaca qunut sebelum ruku .   D a n ia
                        meng_a�akan;_ ��I�ilap �hala! w�tha yang, disebutkan Allah dalam kitab-Nya:
                        � �\i ..1. .. 1;.} J ��� � ��J d�l .fo I# 9- ''Peliharalah semua shalat, dan
                        pelihaialah shalat wustha. Berdirilah karena Allah (d alam shalatmu) dengan
                        khusyu'. "
                               Masih menurut Ibnu J arir, dari J abir bin Abdullah, ia mengatakan,
                                                             1
                        IIShalat wustha adalah shalat Shubuh. 1 Juga diriwayatkan Ibnu Abi Hatim,
                        dari Ibnu Umar, Abu Umamah, Anas, Abu Aliyah, Ubaid bin Umair, Atha'
                        al-Khurasani, Mujahid, Jabir bin Zaid, Ikrimah, dan Rabi' bin Anas. Dan itu
                                                                                       p
                        pula yang ditetapkan Imam Syafi'i rahimahullahu berdasarkan  a da firman
                        Allah Ta'ala, � �� 1 1;  )� 9- ''Berdirilah karenaAllah (da lam shalatmu) dengan
                        khusyu '.  M "  enuruinya, qunut itu dibaca pada shalat Subuh.
                               Ada juga yang mengatakan bahwa shalat wustha adalah shalat Zhuhur.
                        Imam Ahmad meriwayatkan, dari Zaid bin Tsabit, ia menceritakan, Rasulullah
                        !3 pemah mengerjakan shalat Zhuhur pada tengah hari setelah matahari ter­
                        gelincir. Beliau belum pemah mengerjakan suatu shalat yang lebih menekankan
                        kepaqa,para ,�ah?-ba!nya d� s�alat t�rseJmt, lalu turunlah ayat:

                        � �\j � .. \;}) ��\ ��\) �\�\ .fo 1# 9-
                                                                    1
                               Dan Zaid bin Tsabit • mengatakan: 1 (Karena) sesungguhnya sebelum
                        shalat Zhuhur itu ada dua shalat (yaitu shalat isya dan shubuh) dan sesudahnya
                                                                    1
                        pun ada dua shalat (yaitu ashar dan maghrib). 1
                               Hadits tersebut juga diriwayatkan Abu Dawud dalam bukunya Sunan
                        Abi Dawud, dari Syu'bah. Yang demikian itu juga menjadi pendapat U rwah bin
                        Zubair, Abdullah bin Syidad bin al-Haad, dan sebuah riwayat dari Abu Hanifah
                        rahimahullahu.

                               Menurut  pendapat lain bahwa shalat wustha itu adalah shalat Ashar.
                        At-Tirmidzi dan Baghawi rahimahullahu mengatakan, itu adalah pendapat
                        terbanyak dari ulama kalangan sahabat d�           ya. Al-Qadhi al-Mawardi









               l
          Tafsir  b nu Katsir juz 2                                                                           485
   499   500   501   502   503   504   505   506   507   508   509