Page 22 - Buku Aljabar Linear & Matriks
P. 22

10.    Matriks Skew-Simetris

                               Matriks bujur sangkar yang mempunyai sifat bahwa A  = −A .
                                                                                               t
                                   Atau matriks bujur sangkar A = ( aij ) adalah skew-simetris jika aij

                                   =  −aji  untuk  semua  nilai  i  dan  j  (entri-entri  diagonal  utama

                                   adalah nol).


                             Contoh 1.18


                                          0    2  1
                                        
                                   A   =    − 2  0  3      adalah   matriks   skew  - simetris   , sebab  :
                                                    
                                        
                                         − 1 − 3  0
                                        
                                                    
                                         0   − 2  −1       0     2     1
                                     t
                                    A = 2        0  − 3     =   −    − 2  0  3     =   −  A
                                                                         
                                                      
                                         
                                         1     3      0    −1  − 3    0 
                                                            
                                         


                        1.5     ATURAN-ATURAN ILMU HITUNG MATRIKS



                        Teorema 1.1

                                Dengan  menganggap  bahwa  ukuran-ukuran  matriks  adalah

                        sedemikian     sehingga     operasi-operasi     yang     ditunjukkan     dapat

                        diperagakan, maka aturan-aturan ilmu hitung matriks berikut akan sahih.

                        (a)  A + B = B + A                  (Hukum komutatif untuk penambahan)

                        (b)  A + (B + C) = (A + B) + C      (Hukum asosiatif untuk penambahan)

                        (c)  A(BC) = (AB)C                  (Hukum asosiatif untuk perkalian)


                        (d)  A(B + C) = AB + AC             (Hukum distributif)
                        (e)  (B + C)A = BA+ CA              (Hukum distributif)


                        (f)  A(B – C) = AB – AC

                        13 | M a t r i k s
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27