Page 130 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 130
sosial, dan kritik feminis ginokritik. Pengkajian terhadap isi novel ini tidak
menyeluruh pada semua data teks yang bermuatan feminisme (lihat pada tabel di
lampiran). Pengkajian pada novel ini hanya terhadap data-data teks yang dapat
mewakili data teks bermuatan feminisme bedasarkan kesesuaian jenis kritik sastra
feminis yang digunakan.
Tindak kekerasan yang pernah dialami oleh Mabel dari kedua suaminya,
selanjutnya tindak kekerasan ayah Leksi yang bernama Johanis terhadap Mace, dan
kekerasan yang dilakukan ayah Yosi terhadap Mama Helda, semua itu termasuk ke
dalam kajian kritik feminis ideologis (Djajanegara, 2003). Sementara tindak
kekerasan terhadap Mabel yang berkali-kali dilakukan oleh aparat keamanan karena
kerapkali dituduh sebagai bagian dari gerakan pemberontak Papua, atau difitnah
dan ditangkap dengan cara yang tidak manusiawi. Ada sebagian orang yang
menjadi kaki tangan dari penguasa setempat seperti Tuan Gerson dan Mama Mote,
yaitu tetangga yang tidak suka dengan kekritisan Mabel terhadap pemerintah dan
pihak asing yang telah mengeruk kekayaan emas dari tanah Papua. Mereka berdua
merupakan mata-mata yang tega melakukan fitnah keji terhadap Mabel, sehingga
akhirnya Mabel ditangkap dan disiksa di sebuah kamp tahanan yang terpencil.
Persoalan-persoalan sosial politik dengan cara-cara penindasan terhadap rakyat
kecil oleh aparat (sistem) termasuk dalam kajian kritik feminis transformasi gender
(Fakih, 2013).
Novel ini juga ditinjau dengan ginokritik (Showalter, 1981) karena dikarang
oleh penulis perempuan, yaitu Anindita S. Thayf. Pengarangnya dengan nyata
menuliskan pengungkapan psikologi perempuan. Misalnya pada psikologi Leksi
yang tengah merindukan bapaknya karena belum pernah melihat wajahnya. Namun
Mace sebagai ibunya selalu mendoktrin Leksi dengan kalimat-kalimat yang
menanamkan kebencian pada bapaknya. Dalam menuliskan situasi psikologi Leksi
tersebut, Anindita mampu menggambarkannya sebagaimana kondisi batin seorang
anak perempuan di antara rindu dan benci pada bapak kandungnya.
Citra diri tokoh perempuan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf
menunjukkan adanya hubungan kuat dengan jiwa feminis pada diri tokohnya
125