Page 132 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 132
(2012, hlm. 13). Struktur superego Maryam bangkit seperti pada teks tersebut.
Maryam yang selama 5 tahun tak pernah menemui orang tua dan adiknya, batin
Maryam tidak bisa berbohong bahwa dirinya sangat merindukan kedua orang tua
dan adiknya itu.
Maryam merasa lelah. Selama bertahun-tahun menahan diri dalam memilih
pasangan hidup yang sesuai keinginnya. …Malam itu Maryam meledakkan
kemarahan. Meluapkan segala rasa yang ditutupi bertahun-tahun (2012, hlm. 17).
Selain kondisi kejiwaan dengan struktur ego dan superego, sebagai manusia biasa
Maryam kerapkali mengalami kondisi kejiwaan dalam struktur id seperti pada teks,
Bapaknya menghela napas panjang, diam agak lama. Lalu kembali bertanya, “Apa
Alam sudah siap menjadi Ahmadi? (2012, hal. 34)” Pertanyaan bapak sebenarnya
ungkapan rasa tidak setuju atas sikap Maryam yang bersikukuh ingin menikah
dengan Alam. Maryam Lelah, selama ini dirinya selalu ditekankan untuk menikah
dengan sesama orang berkeyakinan Ahmadiyah. Suatu wujud dari budaya patriarki
dalam komunitas Ahmadiyah dengan tujan untuk memurnikan dan memperkuat
kelompok Ahmadiyah. Dalam komunitas ini tampak bahwa kaum laki-laki
memiliki peran penting dalam membuat keputusan untuk menentukan nasib
perempuan. Hal ini sebagai bentuk perwujudan feminis radikal. (Fakih, 2013).
Sebelum sampai ke kampung halamannya di Desa Gegerung, Maryam
terlebih dulu menginap di sebuah hotel depan pantai yang tidak jauh dari kampung
halamannya. Di tengah malam yang remang cahaya, Maryam dalam hati yang kalut
pergi menyusuri pantai. Dalam struktur ego yang tengah menguasainya, di depan
deburan ombak malam sambil berlinang air mata, Maryam mengingat awal kisah
dari perjalanan hidupnya yang berakhir pada keinginan untuk berkumpul kembali
pada keluarga besarnya. Maryam mengingat kembali delapan tahun silam, tak lama
setalah dirinya mendapatkan pekerjaan pada bank ternama di Jakarta. Pada bagian
inilah pengarang berkisah tentang hidup Maryam dengan menggunakan teknik
sorot balik. Meskipin berlaku secara acak yang dalam penceritaannya pengarang
menggunakan teknik sorot balik bersifat bolak-balik.
127