Page 144 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 144

pula  oleh  Okky  manakala  tokoh  Maryam  menggunakan  tuturan  dialog  dengan

                        masyarakat yang membenci dan mengusir jemaah Ahmadiyah.
                             Simbol  dalam novel  Maryam  ditandai  dengan Ahmadiyah sebagai  sebuah

                        kekuatan minoritas dalam mayoritas bangsa Indonesia yang berkeyakinan Islam.

                        Ketika  memperoleh  pengusiran,  pengucilan,  dan  penyerangan  dari  masyarakat
                        sekitar,  mereka  masih  tak  bergeming  pada  keyakinannya.  Meskipun  kelompok

                        mereka  harus  menjalani  hidup  yang  tak  menentu  dengan  bernomaden  dari  satu
                        penampungan ke penampungan lainnya. Simbolisme mereka ada pada kekuatan

                        tetap bersatu, dan tidak bergeming dari keyakinan mereka sebagai Ahmadiyah.

                             Ironi verbal dalam novel Maryam adalah upaya-upaya yang dilakukan para
                        jemaah Ahmadiyah dalam mendapatkan kembali rumah mereka yang telah lama

                        ditinggalkan di kampung halaman mereka. Namun upaya-upaya yang telah mereka
                        lakukan tak pernah memperoleh respon positif dari pemerintah setempat. Mereka

                        terus bertahan dalam sebuah penampungan selama bertahun-tahun, dan harus tidur
                        di  lantai  gedung  penampungan  bersama  belasan  kepala  keluarga.  Fasilitas

                        gedungnya sangat minim dan tak layak untuk  kehidupan sehari-hari bagi setiap

                        keluarga. Tak ada pihak terkait yang benar-benar memperdulikan nasib mereka.
                        Upaya yang mereka lakukan dengan mendatangi gubernur dan berbicara langsung

                        pun tetap mengalami jalan buntu.

                        Ulasan
                             Tokoh  Maryam  yang  diciptakan  oleh  Okky  diceritakan  lahir  dan  besar  di

                        sebuah desa kecil di Lombok yang bernama Gegerung. Maryam sempat membina
                        hubungan dengan lelaki yang bernama Gamal atas dasar perjodohan sesama jemaah

                        Ahmadiyah.  Maryam  juga  sempat  bekerja  sebagai  karyawati  bank  ternama  di
                        Jakarta,  kemudian  keluar  dari  pekerjaannya  setelah  bercerai  dengan  Alam.

                        Perceraiannya  dipicu  oleh  persoalan  Maryam  yang  sebelumnya  berkeyakinan
                        Ahmadiyah. Meskipun sudah menjadi menantunya dan menyatakan sebagai Islam

                        Murni, namun Ibu Alam masih tak percaya jika Maryam bukan lagi Ahmadiyah.

                        Atas sikap dan tindakan ibunya Alam yang kerap mencampuri rumah tangganya,








                                                                                                    139
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149