Page 114 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 114

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    ia digolongkan ke dalam buku adab, yaitu risalah yang  membicarakan masalah
                                    etika, politik dan pemerintahan. Uraian kadang dijelaskan dengan memaparklan
                                    kisah-kisah yang menarik, diambil dari berbagai sumber dan kemudian digubah
                                    kembali oleh pengarangnya. Banyak kitab klasik Persia dan Arab dijadikan rujukan.
                                    Antara lain:  (1) Syiar al-Mulk atau Siyasat-namah (Kitab Politik) karangan Nizam
                                    al-Mulk yang ditulis antara tahun 1092-1106 M; (2) Asrar-namah (Kitab Rahasia
                                    Kehidupan) karya Fariduddin `Attar (1188); (3) Akhlaq al-Muhsini karya Husain
                                    Wa`iz Kasyifi (1494); (4) Kisah-kisah Arab dan Persia seperti Layla dan Majenun,
                                    Khusraw dan Sirin, Yusuf dan Zulaikha, Mahmud dan Ayaz, dan banyak lagi; (5)
                                    Kitab Jami’ al-Thawarikh (Kitab Sejarah Dunia) yang ditulis untuk Sultan Mughal
                                    di Delhi yaitu Humayun (1535-1556); dan lain-lain. 58

                                    Persoalan yang dikemukakan adalah persoalan-persoalan yang hangat pada
                                    waktu itu. Walaupun kesultanan Aceh sedang mengalami krisis internal,
                                    yang menyebabkan Sultan Sayyid al-Mukammil dipaksa turun tahta oleh dua
                                    orang anaknya dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara; pada waktu itu
                                    Aceh sedang giat meluaskan wilayah kekuasaannya. Beberapa negeri yang
                                    penduduknya  belum  beragama  Islam,  seperti  Tanah  Batak  dan  Karo,  juga
                                    ditaklukkan. Dalam bukunya Bukhari al-Jauhari berusaha menjelaskan bagaimana
                                    seharusnya raja-raja Melayu yang beragama Islam memerintah sebuah negeri
                                    yang penduduknya multi-etnik, multi-agama, multi-ras dan multi-budaya.


                                    Gagasan dan kisah-kisah yang dikandung dalam buku ini memberi pengaruh
                                    besar terhadap pemikiran politik dan tradisi intelektual Melayu. Bab-bab yang
                                    ada di dalamnya, yaitu gagasan dan pokok pembahasannya selalu ditopang
                                    oleh ayat-ayat al-Qur`an dan Hadis yang relevan. Begitu pula kisah-kisah yang
                                    digunakan sebagian berasal dari buku-buku sejarah, di samping dari cerita rakyat
                                    yang terdapat dalam buku seperti Alf Laylah wa Laylah (Seribu Satu Malam) dan
                                    lain-lain. Makna yang tersirat dalam kisah-kisah itu dapat dirujuk pada ayat-ayat
                                    al-Qur`an dan Hadis yang dikutip. 59


                                    Kadang-kadang cerita berperan sebagai pangkal penafsiran teks suci dan
                                    memberi pengertian/ makna terhadap pokok yang dibicarakan. Kadang-kadang
                                    pada akhir pembicaraan diselipkan puisi, yang merupakan ungkapan ringkas
                                    atau kesimpulan mengenai pokok yang dibicarakan. Misalnya sebagaimana
                                    terlihat pada akhir pembahasan mengenai budi atau akal pikiran:

                                                   Dengar olehmu hai budiman
                                                   Budi itulah sesungguhnya pohon ihsan
                                                   Karena ihsan itu peri budinyalah
                                                   Jika lain, maka lain jadilah.

                                                   Orang yang berbudi itu kayalah
                                                   Yang tidak berbudi itu papalah






                    100
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119