Page 119 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 119

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Karya Nuruddin al-Raniri yang paling terkenal ialah Bustan al-Salatin, Sirat al-
           Mustaqiem, Tibyan fi Ma`rifat al-Adyan, Hujat al-Siddiq, Jawhar al-`Ulum, Ma`   Karya Nuruddin al-
                                                                                            Raniri yang paling
           al-Hayat,  dan Akhbar al-Akhirah. Di dalam sebagian besar bukunya mengenai     terkenal ialah Bustan
           tasawuf dia beberapa kali melontarkan kecaman terhadap Hamzah Fansuri dan       al-Salatin, Sirat al-
           Syamsudin Pasai. Ajaran tasawuf dan paham wujudiya yang dianjurkan oleh dua     Mustaqiem, Tibyan
                                                                                           fi Ma`rifat al-Adyan,
           sufi pribumi itu dinyatakan sesat. Karya magnum opus  Nuruddin ialah Bustan   Hujat al-Siddiq, Jawhar
           al-Salatin.  Kendari sifatnya ensiklopedis, karya ini lebih dikenal sebagai kitab   al-`Ulum, Ma` al-Hayat,
           ketatanegaraan. Kitab ini ditulis memenuhi permintaan Sultan Iskandar Tsani,   dan Akhbar al-Akhirah.
           yang memerlukan pedoman dalam menjalankan pemerintahannya. Tampaknya            Di dalam sebagian
                                                                                             besar bukunya
           dia tidak merasa puas dengan  Taj al-Salatin yang telah muncul sebelumnya.      mengenai tasawuf
           Nuruddin sendiri menulis kitabnya dengan tujuan menyempurnakan  Taj al-          dia beberapa kali
           Salatin. Walaupun sebagai kitab ketatanegaraan tidak sepopular dan sebesar     melontarkan kecaman
                                                                                            terhadap Hamzah
           Taj al-Salatin pengaruhnya, namun Bustan merupakan kitab yang komprehensif     Fansuri dan Syamsudin
           dilihat dari aspek-aspek ilmu Islam yang dibahasnya. Kitab ini tidak hanya     Pasai. Ajaran tasawuf
                                                                                          dan paham wujudiya
           membicarakan masalah ketatanegaraan, tetapi juga sejarah, eskatologi dan       yang dianjurkan oleh
           berbagai persoalan lain yang berkaitan dengan fiqih, tasawuf dan usuluddin.     dua sufi pribumi itu
           Karena tebalnya buku ini, sampai kini yang diterbitkan hanya bagian-bagiannya    dinyatakan sesat.
           saja dan itupun secara terpisah.


           Bustan  terdiri dari 7 bab dan 40 fasal. Bab I terdiri dari 10 fasal, membicarakan
           tujuh petala langit dan bumi, konsep Nur Muhammad dalam tasawuf, Lawh
           al-Mahfudz, Kalam, Arsy, Kursi, dan lain-lain. Secara terpisah bab ini pernah
           diterbitkan di Mekkah pada tahun 1311 H di dalam sebuah kitab bersama-
           sama risalah Haji Ismail Aceh berjudul  Taj al-Mulk  (Ahmad Daudy 1983:30).
           Diuraikan juga bahwa sifat kejadian itu ada empat perkara yaitu wadi, wahi,
           mani dan manikam. Keempatnya merupakan asal-usul air, angin, api dan tanah.
           Yang dinamakan tubuh jasmani ialah yang lengkap mengandung empat hal,
           yaitu kulit, daging, urat dan tulang. Setelah itu baru bergerak dan geraknya
           disebabkan adanya nafsu. Nafsu dibimbing oleh akal, budi, cita dan nyawa.


           Bab II membicarakan kejadian sifat batin dan nyawa Adam, terdiri dari 13
           fasal. Fasal 1 bab III menceritakan riwayat hidup nabi-nabi sejak dari Adam
           hingga Nabi  Muhammad s.a.w.  Nyawa Adam  terbit dari  Nur Muhammad.
           Karena hakikat dari Adam ialah Nur Muhammad. Fasal 2-10 menceritakan
           raja-raja  Persia, Byzantium, Mesir dan Arab. Fasal  11 menceritakan raja-raja
           Melaka dan Pahang. Fasal 13 menceritakan raja-raja Aceh dari Ali Mughayat
           Syah hingga Iskandar Tsani, ulama-ulama Aceh yang terkenal, Taman Ghairah
           dan Gegunungan yang terdapat dalam kompleks istana Aceh sebagai simbol
           kemegahan dari kesultanan Aceh, dan upacara pula batee (penanaman batu
           nisan Iskandar Tsani) oleh penggantinya, permaisuri almarhum Iskandar Tsani,
           yaitu Sultanah Taj al-Alam. Dalam bab ini juga diceritakan tentang  raja-raja
           yang adil dan wazir-wazir yang cerdik cendekia,  terdiri dari 6 fasal.










                                                                                                105
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124